Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki: Memang Saya yang Kontrol Katulampa?

Kompas.com - 15/01/2014, 14:41 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama heran dengan beredarnya pesan berantai terkait instruksi pembukaan tanggul Ciliwung. Menurut dia, isi pesan berantai itu tidak masuk akal.

"Di Ciliwung mana ada tanggul sih? Tanggul Ciliwung itu di Katulampa, dan memang saya yang kontrol Katulampa?" kata Basuki seusai berkunjung ke kantor Kompas.com, Jakarta, Rabu (15/1/2014).

Pria yang akrab disapa Ahok itu mengimbau pembuat pesan berantai untuk lebih pintar dan kreatif dalam membuat sebuah isu. Sebab, isu yang disebarkan itu telah membuat banyak masyarakat resah. Terlebih, saat ini masih banyak warga yang rumahnya terendam banjir dan menjadi pengungsi.

"Jadi, begini saja deh, pesan buat penyebar berantai, kalau mau fitnah Ahok, gue ajarin cara fitnah yang lebih baik. Jangan bego gitu lho," kata Basuki.

Kepala Seksi Pengendalian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Basuki Rakhmat pun menegaskan bahwa kabar tersebut tidak benar. Terlebih tanggul yang dimaksud berfungsi untuk membatasi daratan dengan sungai atau pantai.

Menurutnya, tanggul buatan sendiri umumnya berupa tembok permanen. Lain halnya dengan pintu air yang bisa dibuka dan ditutup. "Itu hoax (berita bohong), tidak benar dan tidak relevan. Tanggul kan buat pembatas sungai, gimana mau dibuka?" kata Basuki.

Menurut Basuki, status Siaga I banjir di Jakarta ditentukan dengan melihat kondisi pintu air, baik yang ada di Ibu Kota maupun di daerah sekitarnya. Salah satu yang menjadi patokan yakni di Pintu Air Bendung Katulampa. Sementara pada pukul 09.00 tadi, kondisi bendung Katulampa berada pada posisi Siaga III dengan ketinggian air 80 sentimeter.

Secara keseluruhan, Jakarta masih dalam status Siaga IV. Hal itu berdasarkan ketinggian air di sejumlah pintu air yang masih dalam kondisi aman, seperti Pintu Air Pesanggrahan yang berstatus Siaga IV dan Pintu Air Manggarai serta Angke Hulu yang masih Siaga III.

Sebelumnya, beredar pesan berantai berisi Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang menginstruksikan untuk membuka tanggul Sungai Ciliwung. Berikut isi pesan berantai tersebut:

Pagi ini, Pemprov DKI Jakarta, Wakil Gubernur Basuki Cahya Purnama (AHOK) meminta maaf kepada seluruh warga Jakarta, karena terpaksa harus membuka tanggul sungai Ciliwung pagi ini Rabu, 15 Januari 2014 pukul 09.30 WIB. Langkah tersebut terpaksa dilakukan kembali, lantaran tanggul sungai Ciliwung sudah tidak kuat menahan tekanan air yang datang dari Bandung dan Bogor.

Warga Jakarta diimbau untuk bersiap siaga menghadapi satus banjir SIAGA 1. Air diperkirakan akan datang sekitar 4 jam dari sejak waktu tanggul di buka. Pembukaan tanggul Ciliwung ini dilakukan oleh Pemprov Jakarta, untuk menanggulangi bencana banjir agar tidak semakin berlarut-larut.

Khusus warga Jakarta yang berada/bermukim di kawasan Thamrin, Sudirman, Pengadegan, Gatot Subroto, dan daerah sekitarnya dihimbau untuk segera mencari posko aman. Bagi masyarakat yang sudah mengetahui informasi ini diharapkan untuk segera menyebarluaskannya kepada kerabat, teman, ataupun orang-orang terdekat agar lebih bersiaga menghadapi banjir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

Megapolitan
Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Megapolitan
Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya 'Nyentong' Nasi Sendiri

Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya "Nyentong" Nasi Sendiri

Megapolitan
Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Megapolitan
Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Megapolitan
KPU DKI Terima 2 Bacagub Independen yang Konsultasi Jelang Pilkada 2024

KPU DKI Terima 2 Bacagub Independen yang Konsultasi Jelang Pilkada 2024

Megapolitan
Kecamatan Grogol Petamburan Tambah Personel PPSU di Sekitar RTH Tubagus Angke

Kecamatan Grogol Petamburan Tambah Personel PPSU di Sekitar RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Alasan Pria Ini Bayar Sesukanya di Warteg, Ingin Makan Enak tapi Uang Pas-pasan

Alasan Pria Ini Bayar Sesukanya di Warteg, Ingin Makan Enak tapi Uang Pas-pasan

Megapolitan
Bakal Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Tim Pemenangan Noer Fajrieansyah Konsultasi ke KPU

Bakal Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Tim Pemenangan Noer Fajrieansyah Konsultasi ke KPU

Megapolitan
Lindungi Mahasiswa yang Dikeroyok Saat Beribadah, Warga Tangsel Luka karena Senjata Tajam

Lindungi Mahasiswa yang Dikeroyok Saat Beribadah, Warga Tangsel Luka karena Senjata Tajam

Megapolitan
Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Pengamat: Mungkin yang Dipukulin tapi Enggak Meninggal Sudah Banyak

Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Pengamat: Mungkin yang Dipukulin tapi Enggak Meninggal Sudah Banyak

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com