Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Tak Bayangkan jika Rob bareng Hujan di Jakarta dan Bogor

Kompas.com - 19/01/2014, 20:48 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo bisa bernapas agak lega. Pompa air Pluit sebagai pintu terakhir air dari hulu sebelum ke laut berfungsi dengan baik. Namun, saat ini yang terjadi, sumber air hanya dari hulu.

Lantas apa yang terjadi jika Jakarta dan Bogor hujan disertai rob?

"Asal tidak barengan saja. Laut naik, dari atas (hulu) juga banyak, di Jakarta juga hujan. Duh, enggak tahu lagi deh," ujarnya ketika meninjau pompa Pluit, Jakarta Utara, Minggu (19/1/2014).

Diakui Jokowi, meskipun debit air dari hulu besar dan telah merendam sejumlah permukiman di bantaran sungai di Jakarta, pompa air di Pluit bisa berfungsi baik dengan menyedot air untuk dialirkan ke laut.

Dia meminta Kepala Dinas Pekerjaan Umum Jakarta Manggas Rudy Siahaan untuk lebih mengoptimalkan fungsi pompa tersebut. Kendati demikian, Jokowi mengakui situasi tersebut dapat saja terjadi sewaktu-waktu.

Solusinya, lanjut Jokowi, adalah dengan membangun tanggul laut raksasa atau giant sea wall agar air laut dapat diatur ketinggiannya. Sementara itu, air dari hulu dipecah ke aliran lain, misalnya ditampung waduk, sodetan, atau lainnya.

"Jadi di bawah (laut) kita yang atur, di atas (sungai hulu) dikurangi di aliran-aliran lain. Itu pasti sangat efektif sekali," yakin Jokowi.

Pembangunan giant sea wall sendiri hingga saat ini masih dalam tahap pengkajian di Badan Perencanaan Pembangunan Nasional atau Bappenas. Jokowi menargetkan, kajian itu rampung 2015.

Proyek untuk memecah aliran sungai hulu masih di dalam tahap koordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum. Sejauh ini, lanjut Jokowi, upaya demi memecah aliran sungai yang sudah berhasil adalah membangun sodetan Ciliwung-Kanal Banjir Timur.

Adapun yang masih direncanakan, yakni pembangunan Waduk Ciawi serta pembangunan sodetan Ciliwung-Cisadane. "Pembangunan sodetan Ciliwung-Cisadane dan Waduk Ciawi ini baru akan kita bicarakan dengan Kemen PU, besok," lanjutnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bingung dengan Potongan Gaji untuk Tapera, Pegawai Swasta: Yang Punya Rumah Kena Juga, Enggak?

Bingung dengan Potongan Gaji untuk Tapera, Pegawai Swasta: Yang Punya Rumah Kena Juga, Enggak?

Megapolitan
Ulah Keblinger Pria di Koja, Curi Besi Pembatas Jalan untuk Nafkahi Keluarga Berujung Ditangkap Polisi dan Warga

Ulah Keblinger Pria di Koja, Curi Besi Pembatas Jalan untuk Nafkahi Keluarga Berujung Ditangkap Polisi dan Warga

Megapolitan
Kata Karyawan Swasta, Tapera Terasa Membebani yang Bergaji Pas-pasan

Kata Karyawan Swasta, Tapera Terasa Membebani yang Bergaji Pas-pasan

Megapolitan
Soal Wacana Rusun Baru untuk Eks Warga Kampung Bayam, Pemprov DKI: 'Don't Worry'

Soal Wacana Rusun Baru untuk Eks Warga Kampung Bayam, Pemprov DKI: "Don't Worry"

Megapolitan
DPC Gerindra Serahkan 7 Nama Bakal Calon Wali Kota Bogor ke DPD

DPC Gerindra Serahkan 7 Nama Bakal Calon Wali Kota Bogor ke DPD

Megapolitan
Gaji Dipotong untuk Tapera, Pegawai Swasta: Curiga Uangnya Dipakai Lagi oleh Negara

Gaji Dipotong untuk Tapera, Pegawai Swasta: Curiga Uangnya Dipakai Lagi oleh Negara

Megapolitan
Fakta-fakta Penemuan Mayat Dalam Toren Air di Pondok Aren: Korban Sempat Pamit Beli Kopi dan Ponselnya Hilang

Fakta-fakta Penemuan Mayat Dalam Toren Air di Pondok Aren: Korban Sempat Pamit Beli Kopi dan Ponselnya Hilang

Megapolitan
Heru Budi Sebut Bakal Ada Seremonial Khusus Lepas Nama DKI Jadi DKJ

Heru Budi Sebut Bakal Ada Seremonial Khusus Lepas Nama DKI Jadi DKJ

Megapolitan
Keberatan soal Iuran Tapera, Karyawan Keluhkan Gaji Pas-pasan Dipotong Lagi

Keberatan soal Iuran Tapera, Karyawan Keluhkan Gaji Pas-pasan Dipotong Lagi

Megapolitan
Duka Darmiyati, Anak Pamit Beli Kopi lalu Ditemukan Tewas Dalam Toren Tetangga 2 Hari Setelahnya

Duka Darmiyati, Anak Pamit Beli Kopi lalu Ditemukan Tewas Dalam Toren Tetangga 2 Hari Setelahnya

Megapolitan
Pengedar Narkoba di Koja Pindah-pindah Kontrakan untuk Menghilangkan Jejak dari Polisi

Pengedar Narkoba di Koja Pindah-pindah Kontrakan untuk Menghilangkan Jejak dari Polisi

Megapolitan
DPC Gerindra Tunggu Instruksi DPD soal Calon Wali Kota Pilkada Bogor 2024

DPC Gerindra Tunggu Instruksi DPD soal Calon Wali Kota Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Perempuan Tewas Terlindas Truk Trailer di Clincing, Sopir Truk Kabur

Perempuan Tewas Terlindas Truk Trailer di Clincing, Sopir Truk Kabur

Megapolitan
Keluarga di Pondok Aren Gunakan Air buat Sikat Gigi dan Wudu dari Toren yang Berisi Mayat

Keluarga di Pondok Aren Gunakan Air buat Sikat Gigi dan Wudu dari Toren yang Berisi Mayat

Megapolitan
Heru Budi: Tinggal Menghitung Bulan, Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota Negara

Heru Budi: Tinggal Menghitung Bulan, Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota Negara

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com