Mereka memaksa Jokowi membuka sejumlah pintu air di daerah itu dengan maksud mengalirkan air yang membanjiri rumah warga. Aksi oleh warga yang terdiri dari ibu-ibu dan remaja tersebut terjadi seusai Jokowi meninjau rumah pompa Pluit. Saat jalan pulang, Jokowi dicegat sejumlah warga tersebut dengan nada berteriak-teriak.
"Pak, pintu air depan buka dong, Pak, kami kebanjiran nih," ujar salah seorang ibu, Minggu (19/1/2014).
Jokowi pun menghentikan langkahnya. Ia menghampiri ibu itu dan mengajaknya berdiskusi. Ibu itu menjelaskan bahwa pintu air itu terletak di sebelah Pos Polisi Subsektor Pluit Timur. Pintu air itu mengalirkan air dari selokan tepi Jalan Pluit Timur Raya ke Waduk Pluit melewati permukiman warga.
Karena Waduk Pluit meluap, air di saluran pun ikut meluap dan menambah debit air di permukiman warga. Jika pintu air dibuka, maka Jalan Pluit Timur serta perumahan di sebelah permukiman warga pasti dilanda banjir.
"Iya Pak, masak di rumah warga banjir, di jalanan sama samping nggak. Biar sama-sama banjir dong Pak," timpal ibu lainnya.
Jokowi menuruti permintaan warga. Dia dituntun warga ke pintu air tersebut. Namun, sesampainya di sana, ternyata pintu airnya telah terbuka, mengakibatkan banjir di jalan depan dan perumahan di sampingnya. Salah satu aparat kepolisian mengaku bahwa pintu air tersebut dibuka paksa oleh warga sekitar, Minggu siang. Jokowi pun memaklumi aksi warga itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.