JAKARTA, KOMPAS.com
— Jangkauan layanan angkutan perbatasan terintegrasi bus transjakarta meluas. Moda itu kini menjangkau 13 rute di wilayah Jabodetabek. Namun, mantan Wali Kota Tangerang Wahidin Halim menilai, Pemprov DKI tidak serius dengan program APTB.

Menurut Halim, program angkutan massal terintegrasi antara Kota Tangerang dan DKI Jakarta yang sudah beroperasi satu setengah itu tidak berkembang.

”Provinsi DKI hanya mementingkan diri sendiri. Kami meminta agar rute diperpanjang hingga Harmoni, tetapi hingga saat ini tidak disetujui,” kata Wahidin, Jumat (24/1/2014), seperti dikutip dari KOMPAS.

Dari yang terjadi di lapangan, pelayanan APTB dan BKTB juga dikatakan jauh dari layak. Jumat kemarin, misalnya, Institut Studi Transportasi (Instran) menerima pengaduan dari pengguna BKTB.

”Seorang penumpang bernama Mery menelepon kepada kami, cerita soal pengalaman buruknya naik kopaja AC,” kata Direktur Instran Darmaningtyas.

Pengalaman buruk yang dialami Mery tak jauh beda dengan pengalaman beberapa penumpang lain, seperti sopir ngebut, bus masuk keluar jalur transjakarta seenaknya, hingga bus rusak atau mogok tiba-tiba di tengah perjalanan.

Namun, Dewi, pelanggan bus transjakarta dan APTB, mengaku amat senang dengan fasilitas baru dari DKI Jakarta dan pemerintah daerah di sekitarnya itu.

”Naik APTB ini enak, bisa langsung ke tempat tujuan dan busnya ber-AC lagi,” kata pekerja yang berkantor di Palmerah, Jakarta Barat, itu.

Soal jalur baru APTB, Dewi tidak yakin jika rute sepanjang 58 kilometer itu bisa ditempuh dalam waktu 90 menit. ”Kalau sore, transjakarta dari Halte Senayan merapat ke Halte Slipi Petamburan saja bisa 15-20 menit,” katanya.

Baik Darmaningtyas maupun Dewi berharap segera ada perbaikan layanan transjakarta. Sekarang saja, program sterilisasi jalur transjakarta sudah tak bergigi lagi. Di jalur antara Stasiun Kota dan Harmoni, terutama di jam sibuk pagi dan sore, sering diserobot angkutan umum dan kendaraan pribadi. Kondisi serupa ditemukan di jalur-jalur koridor transjakarta lainnya.
Menanggapi itu,
Kepala Dinas Perhubungan DKI Udar Pristono mengatakan, pihaknya bertekad akan terus membenahi kekurangan yang ada dalam operasional APTB dan BKTB. Operator nakal yang mengingkari kesepakatan kerja sama akan dievaluasi. Langkah awal, dinas perhubungan mengingatkan, lalu menjatuhkan sanksi apabila tidak ada perubahan.

”Saya perintahkan langsung ke bagian penindakan untuk mengecek operasional mereka,” kata Pristono.

Direktur PT Mayasari Bhakti Arifin Ashari siap menjaga kualitas layanan agar setara layanan transjakarta. Walaupun masih ada operator yang belum konsisten menjalankan kesepakatan kerja sama, hal itu tidak terjadi di semua rute. (NDY/PRA/PIN/NEL)