"Saya langsung turunin staf saya tadi, saya suruh masuk, cek, untuk buat laporannya segera supaya ditindaklanjuti," ujar Manggas, ketika dihubungi wartawan, Kamis (6/2/2014) pagi.
Manggas menjelaskan, debit air yang menggenangi Jalan Medan Merdeka Barat dan Jalan Merdeka Utara setinggi sekitar 50 sentimeter, Rabu (5/2/2013) pagi kemarin, seharusnya masuk ke saluran penghubung Abdul Muis. Debit air tersebut lalu dialirkan ke Sungai Cideng.
Dari hasil pengecekan itu, dapat diketahui penyebab genangan itu. Meski baru akan diperiksa, Manggas yakin bahwa penyebab air tak mengalir lancar ke Kali Cideng karena persoalan klasik, yakni banyaknya sampah, endapan lumpur, dan penuhnya saluran itu dengan utilitas. Utilitas yang dimaksud di antaranya kabel Telkom, PLN, dan lainnya.
"Sebenarnya, Kali Cideng sendiri enggak masalah. Cuma saluran pengubungnya itu yang masalah. Jadi, debit air yang keluar tidak sebanding dengan debit air yang masuk masalahnya," lanjutnya.
Namun, Manggas mengaku hanya mampu menangani persoalan menumpuknya sampah serta endapan lumpur saja. Caranya ialah dengan melakukan pengerukan atau normalisasi aliran di saluran itu. Sementara, soal semrawutnya utilitas di dalam saluran, dia menyerahkannya kepada Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta sebagai pimpinan.
"Intinya, apabila ada genangan yang terjadi, cepat kita lakukan aksi. Satgas kita turunkan untuk mengeringkan, mau dia memakai pompa atau apa pun, yang penting cepat surut saja," lanjutnya.
Sebelumnya, hujan yang mengguyur Jakarta sejak Rabu dini hari menyebabkan sejumlah ruas jalan digenangi banjir. Salah satunya Jalan Medan Merdeka Barat dan Jalan Merdeka Utara, depan Istana Negara, banjir mencapai ketinggian 30 hingga 50 sentimeter. Meski demikian, banjir tidak sampai masuk ke dalam Istana Negara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.