Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Naik Bus "Made In" China, Ada yang Waswas, Ada yang Senang

Kompas.com - 11/02/2014, 08:37 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Andri (21), warga Tangerang Selatan, naik bus kota terintegrasi busway (BKTB) dari Gambir ke Pantai Indah Kapuk, Senin (10/2/2014). Dia mengaku cemas dan waswas. Perasaan itu muncul setelah mendengar suara aneh di bus yang ia tumpangi.

"Busnya masih bagus sih, cuma dari Gambir ke Fresh Market agak enggak nyaman sama suara setirnya. Suaranya kaya karatan gitu loh, ngik... ngik...," ujarnya kepada Warta Kota, kemarin.

Mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara (UMN) ini semakin khawatir lantaran melihat baut-baut berserakan di bawah bangku penumpang. "Saya kurang tahu yang berserakan itu baut apa, AC juga kurang dingin," katanya.

Ia menyebutkan, BKTB bernopol B 7875 IV ini hanya mengangkut empat orang. "Kalau pelayanan sopirnya bagus, menjalankan busnya tidak ugal-ugalan," ujarnya.

"Nunggunya juga enggak lama. Saya di halte Gambir 2 lagi ada perbaikan, jadi menunggu di pinggir jalan samping haltenya enggak sampe 5 menit busnya sudah datang," tuturnya lagi.

Salah seorang sopir BKTB, Hasanuddin (47), mengatakan, bus yang dikemudikan masih terlihat bagus dan baru. Hal itu dilihat dari beberapa plastik yang membungkus beberapa bagian bus seperti bangku-bangku, pipa besi untuk gantungan penumpang, serta tirai penutup jendela yang berfungsi untuk menahan panas matahari di kaca depan sopir.

Berbeda dengan Andri, Fauzi (22) merasa puas dengan keberadaan BKTB dari Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara, menuju ke Halte Monumen Nasional, Jakarta Pusat. Setelah itu, ia bisa pindah ke bus transjakarta arah Pulogadung di Jakarta Timur. Menurutnya, naik bus seperti BKTB lebih enak.

"Saya bepergian lebih suka naik kendaraan umum. Asalkan nyaman, harga Rp 6.000 tidak jadi masalah," kata Fauzi kepada Kompas.com, Senin (10/2/2014).

Menurut Fauzi, lebih nyaman naik BKTB ketimbang bus umum lain, seperti metromini ataupun kopaja. Bila naik bus umum, Fauzi sering merasa terganggu dengan pengamen dan penjaja makanan yang suka masuk ke dalam bus. Hal itu tidak terjadi di BKTB karena pedagang dilarang berjualan di dalamnya.

Penumpang lain, Rio (19), warga Pulogadung yang bekerja sebagai petugas keamanan di Pantai Indah Kapuk, pun merasa terbantu oleh keberadaan BKTB. "Biasanya di kawasan (PIK) ini pukul delapan malam sudah tidak ada kendaraan umum, paling hanya ojek. Ada BKTB ini sangat membantu," katanya.

Meski demikian, Rio menilai waktu kedatangan BKTB masih terlalu lama, khususnya di Halte Fresh Market, Pluit. Hari ini saja, kata Rio, ada dua calon penumpang yang mengeluhkan lamanya kedatangan BKTB.

"Mereka menunggu bus (BKTB) sampai setengah jam lebih. Biasanya kalau lancar tiap 10 menit sekali ada bus. Tetapi itu wajar karena mungkin tersendat macet di jalan," katanya.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, pada saat jam pulang kerja mulai pukul 16.00, lama perjalanan BKTB dari Halte Monas hingga Fresh Market, Pluit, membutuhkan waktu lebih kurang satu setengah jam.

Di Halte Fresh Market, Senin siang, sudah satu jam lebih tidak ada BKTB yang lewat. Namun, jumlah penumpang bus pada siang tadi juga tidak banyak, hanya sekitar 5 orang pada sebuah bus. Jumlah penumpang mulai banyak menjelang jam pulang kerja.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerindra Berencana Usung Kader Sendiri di Pilgub DKI 2024

Gerindra Berencana Usung Kader Sendiri di Pilgub DKI 2024

Megapolitan
Munculnya Keraguan di Balik Wacana Pemprov DKI Beri Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket Usai Ditertibkan

Munculnya Keraguan di Balik Wacana Pemprov DKI Beri Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket Usai Ditertibkan

Megapolitan
Perolehan Kursi DPR RI dari Jakarta Berkurang 5, Gerindra DKI Minta Maaf

Perolehan Kursi DPR RI dari Jakarta Berkurang 5, Gerindra DKI Minta Maaf

Megapolitan
Polda Metro Minta Masyarakat Lapor jika Ada Juru Parkir Memalak

Polda Metro Minta Masyarakat Lapor jika Ada Juru Parkir Memalak

Megapolitan
Polisi Akan Bantu Dishub Tertibkan Juru Parkir Liar di Jakarta

Polisi Akan Bantu Dishub Tertibkan Juru Parkir Liar di Jakarta

Megapolitan
Perolehan Kursi DPR RI dari Jakarta Berkurang 5, Gerindra Tetap Akan Usung Kader di Pilkada DKI 2024

Perolehan Kursi DPR RI dari Jakarta Berkurang 5, Gerindra Tetap Akan Usung Kader di Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Prabowo Belum Bahas Isu Penambahan Menteri di Kabinetnya

Prabowo Belum Bahas Isu Penambahan Menteri di Kabinetnya

Megapolitan
Berantas Jukir Liar, DPRD Usul Pemprov DKI-Minimarket Kerja Sama

Berantas Jukir Liar, DPRD Usul Pemprov DKI-Minimarket Kerja Sama

Megapolitan
Bulan Depan, Gerindra Akan Umumkan Nama yang Diusung untuk Pilgub DKI

Bulan Depan, Gerindra Akan Umumkan Nama yang Diusung untuk Pilgub DKI

Megapolitan
Tak Tutup Kemungkinan Usung Anies di Pilkada DKI, PDIP: Tergantung Penilaian DPP dan Rekam Jejak

Tak Tutup Kemungkinan Usung Anies di Pilkada DKI, PDIP: Tergantung Penilaian DPP dan Rekam Jejak

Megapolitan
Jukir Liar Akan Ditertibkan lalu Dikasih Pekerjaan, DPRD DKI: Tidak Semudah Itu 'Ferguso'!

Jukir Liar Akan Ditertibkan lalu Dikasih Pekerjaan, DPRD DKI: Tidak Semudah Itu "Ferguso"!

Megapolitan
Gerindra DKI Usul 4 Nama Bacagub Jakarta ke DPP, Ada Ariza Patria dan Rahayu Saraswati

Gerindra DKI Usul 4 Nama Bacagub Jakarta ke DPP, Ada Ariza Patria dan Rahayu Saraswati

Megapolitan
Jangan Seolah Lepas Tangan, Direktur STIP dan BPSDM Diminta Ikut Tanggung Jawab atas Tewasnya Putu

Jangan Seolah Lepas Tangan, Direktur STIP dan BPSDM Diminta Ikut Tanggung Jawab atas Tewasnya Putu

Megapolitan
DPRD DKI: Tidak Ada Anggaran untuk Beri Pekerjaan Eks Jukir Liar Minimarket

DPRD DKI: Tidak Ada Anggaran untuk Beri Pekerjaan Eks Jukir Liar Minimarket

Megapolitan
Prabowo Kantongi Nama Kader Gerindra yang Akan Maju Pilgub DKI Jakarta

Prabowo Kantongi Nama Kader Gerindra yang Akan Maju Pilgub DKI Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com