"Ya, kalau MRT dananya jelas dari Jepang. Kalau monorel, dananya enggak jelas dari mana. Karena MRT dananya jelas, mereka tinggal melaksanakan saja," kata Tyas kepada Kompas.com, Rabu (19/2/2014).
Groundbreaking mewah yang dilakukan PT Jakarta Monorail, kata dia, awalnya bertujuan untuk menarik minat banyak pihak agar ikut terlibat dalam proyek tersebut. Dengan semakin banyaknya pihak yang terlibat, maka semakin memperlancar jalannya pembangunan.
"Saya kira itu strategi investor saja. Dikiranya, dengan melakukan groundbreaking, ada dukungan dana dari banyak pihak, termasuk dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Tapi, kan tidak seperti itu juga," ujarnya.
Groundbreaking monorel Jakarta dilakukan pada 16 Oktober 2013, di depan Hotel Four Seasons, Kuningan, Jakarta Selatan. Tak hanya itu, pihak PT Jakarta Monorail juga mengadakan lomba pemberian nama dan logo serta melangsungkan acara peluncuran nama dan logo di Hotel Mulia, dengan bintang tamu Titi DJ.
Namun, saat ini, tak tampak lagi adanya aktivitas pembangunan di kawasan tempat dilakukannya groundbreaking tersebut. Hal itu pun memunculkan dugaan bahwa proyek monorel Jakarta kembali mangkrak.
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengakui, memang ada hambatan pada proyek monorel. Hambatan itu terletak pada perjanjian kerja sama (PKS). Ada tiga syarat yang belum dipenuhi oleh PT JM, dan hal itulah yang menyebabkannya belum menandatangani dokumen proyek tersebut. Tiga syarat itu meliputi financial closing, kajian teknis, dan aspek legal.
Jokowi menolak anggapan bahwa proyek monorel mengalami kegagalan. Menurutnya, meski ada beberapa syarat yang belum dipenuhi PT JM, perusahaan yang dimiliki oleh Hortus Holdings Limited tersebut telah melakukan beberapa hal, meliputi pembuatan rancangan stasiun dan studi kelayakan tanah. Ia pun yakin PT JM dapat menyelesaikan proyek yang terhenti sejak 2007 tersebut dengan tepat waktu.
Menurut rencana, akan ada dua rute yang dilayani monorel Jakarta. Yang pertama jalur hijau (Kuningan-Gatot Subroto-SCBD-Senayan-Pejompongan-kembali ke Kuningan), yang ditargetkan akan beroperasi pada 2016. Yang kedua ialah jalur biru (Mal Taman Anggrek-Tomang-Cideng-Tanah Abang-Karet-Mal Ambassador-Tebet-Kampung Melayu), yang ditargetkan akan beroperasi pada 2017.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.