Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menang Tender Transjakarta, PT Korindo Motors Bantah "Main Mata"

Kompas.com - 25/02/2014, 14:32 WIB
Fitri Prawitasari

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - PT Korindo Motors merupakan salah satu pemenang tender pengadaan bus transJakarta dan Bus Kota Terintegrasi Busway (BKTB). Perusahaan ini membantah ada "main mata" untuk memenangkan tender tersebut.

"Itu semua sistem komputer. Soal pemenangnya dari awal. Kami bahkan tidak tau siapa-siapa saja yang ikut tender. Taunya pas sudah diumumin pemenang. Jadi, mana bisa kami deketin panitianya untuk dimenangkan? Untuk kontak sama panitia saja via email," kata E, salah seorang pegawai di PT Korindo Motors kepada Kompas.com, ditemui di kantornya, Jalan MT Haryono Kavling 62, Jakarta Selatan, Selasa (25/2/2014).

Pria yang enggak disebutkan namanya itu mengatakan, perusahaan mengikuti tender pada Mei 2013. Pada lelang tersebut, PT Korindo Motor mengajukan 4 paket articulated bus atau jenis bus gandeng dari 5 paket yang ada, yakni paket I, III, IV dan V.

"Kan ada tiga paket, articulated (jenis gandeng), single dan medium (BKTB), tapi kita hanya ikut yang gandeng karena merasa tidak sanggup mengikuti yang lain (jenis single dan medium)," kata dia.

Dari keempat paket yang diajukan, PT Korindo Motors hanya memenangi paket I yang diumumkan pada Juli 2013. Paket tersebut yaitu berupa pengadaan 30 bus gandeng dengan masing-masing senilai Rp 3,7 miliar.

Setelah lelang tersebut, lanjutnya, memang masih ada lelang bus yang dibuka kembali oleh Dinas Perhubungan DKI Jakarta. Namun, kali ini PT Korindo tidak mengikuti lantaran tidak sanggup dengan tenggat waktu penyelesaian bus yang diberikan, serta tidak adanya biaya cadangan.

"Yang kedua ada lagi, tapi kita enggak ikut, enggak sanggup karena kan kalau mau ikut itu mesti ada biaya jaminan sekitar 3 persen dari total semua biaya," ujarnya.

Mengenai perihal dokumen persuratan, ia mengatakan, perusahaannya telah mengantongi izin dari Departemen Perindustrian berupa Surat Pengakuan Keagenan Kendaraan Bermotor. Surat yang memiliki masa berlaku satu tahun itu telah dimiliki sejak tahun 2012.

Surat pertama bernomor 253/M-IND/6/2012 berlaku sampai 20 juni 2013. Sedangkan surat berikutnya bernomor 198/M-IND/6/2013 berlaku sampai 17 Juni 2014. Kedua surat tersebut ditandatangani oleh Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Kementrian Perindustrian, Budi Darmadi.

"Ini surat harus dimiliki oleh semua perusahaan yang ikut lelang tender. Kalau enggak ada ini, gugur," ucapnya.

Dalam proses pembuatan bus oleh PT Korindo Motors, PT Korindo Motors merakit bus di dalam negeri, tepatnya di Semarang, bekerja sama dengan Karoseri Laksana. Selain itu, perusahaan juga memiliki bengkel dan suku cadang yang berpusat di Balaraja dan Cikupa.

Beberapa komponen utama bus, kata dia, didatangkan dari China, bekerja sama dengan PT Yutong. "Chassis atau rangka bus dan mesin diimpor dari China," katanya.

Sebanyak 30 bus pesanan Pemprov DKI itu telah rampung dikerjakan dan diserahkan ke Dinas Perhubungan DKI Jakarta pada Desember 2013. Bus-bus tersebut dikontrak dengan perawatan suku cadang selama 10 tahun oleh PT Korindo Motors.

Bus itu resmi dijalankan pada pertengahan Januari 2014 lalu. Hingga saat ini telah lebih dari satu bulan, E mengakui PT Korindo Motor masih bertanggung jawab atas perawatan mesin setiap harinya.

"Kami 24 jam siap ada mekaniknya. Karena bus setiap 5.000 kilometer sekali harus dicek. Setiap harinya dia bisa 275-300 kilo," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan 'Treadmill' untuk Calon Jemaah Haji

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan "Treadmill" untuk Calon Jemaah Haji

Megapolitan
Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Megapolitan
Anggap Pendaftaran Cagub Independen DKI Formalitas, Dharma Pongrekun: Mustahil Kumpulkan 618.000 Pendukung

Anggap Pendaftaran Cagub Independen DKI Formalitas, Dharma Pongrekun: Mustahil Kumpulkan 618.000 Pendukung

Megapolitan
Resahnya Arya Naik JakLingko, Dapat Sopir Ugal-ugalan yang Tengah Diteror 'Debt Collector'

Resahnya Arya Naik JakLingko, Dapat Sopir Ugal-ugalan yang Tengah Diteror "Debt Collector"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com