Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lurah dan Camat di Jakarta Memuaskan

Kompas.com - 05/03/2014, 07:33 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Lurah dan camat hasil lelang jabatan di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah selesai dievaluasi. Hasilnya cukup memuaskan. Sebagian besar, mereka telah memenuhi standar pelayanan publik sehingga bisa dipromosikan ke jabatan yang lebih tinggi.

Berdasarkan survei indeks kepuasan masyarakat (IMK) yang dirilis oleh Badan Kepegawaian Daerah (BKD), ada 44 camat dan 269 lurah yang dievaluasi sepanjang enam bulan menjabat. Survei dilakukan dengan metode cacah warga langsung dan membagikan kuesioner kepada masyarakat.

"Sebanyak 44 camat, yang memperoleh kategori 'sangat baik' ada 3 orang, kategori 'baik' 38 orang, dan 3 orang masuk kategori 'kurang baik'. Sementara, yang 'tidak baik', nihil," ujar Kepala BKD I Made Karmayoga kepada wartawan, Selasa (4/3/2014) kemarin.

Sementara, hasil penilaian Gubernur dan Wakil Gubernur, sebanyak 21 camat masuk kategori "sangat kompeten", 20 camat masuk kategori "kompeten", dan ada 3 camat masuk kategori "cukup kompeten". Untuk lurah, dari 269 lurah di Jakarta, sebanyak 32 lurah masuk kategori "sangat baik", 231 lurah masuk kategori "baik", dan 3 lurah lainnya dinyatakan "belum baik".

Berdasarkan penilaian Gubernur dan Wakil Gubernur, yang masuk kategori "sangat kompeten" ada 54 lurah, 190 lurah masuk kategori "kompeten", 16 lurah masuk kategori "kurang kompeten", dan 5 lurah dinyatakan "tidak kompoten". Made mengatakan, sebagian besar lurah dan camat yang masuk kategori "sangat baik" dan "sangat kompeten" adalah lurah dan camat yang berada di wilayah bencana, misalnya banjir, tanah longsor, dan lain-lain. Mereka dianggap mampu melaksanakan manajemen lapangan yang baik.

"Pejabat yang memperoleh 'sangat baik' dan 'sangat kompeten' sangat mungkin untuk dipertahankan atau dipromosikan ke jabatan yang lebih tinggi lagi. Kalau yang kurang baik kita akan mengadakan perbaikan," ujar Made.

Hasil IKM tersebut akan dilanjutkan dengan sidang oleh Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan (Baperjakat). Sidang itu digelar pekan ini. Seusai sidang, Made berjanji akan memublikasikan hasil dari survei itu secara keseluruhan.

Kok saya disidak tiga kali?

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengapresiasi positif hasil survei tersebut. Namun, Jokowi meminta mereka jangan lekas puas hanya dengan indikator tersebut. Para lurah dan camat diminta terus meng-upgrade kemampuan demi pelayanan.

Di sela acara penandatanganan komitmen dan sosialisasi program pengendalian gratifikasi di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Jokowi bercerita bahwa ada lurah yang merasa selalu dipantau Gubernur. Pasalnya, kantornya selalu disambangi Jokowi.

"Dia bilang, kok kantor saya melulu Pak yang didatangi. Sudah tiga kali loh. Saya bilang aja, suka-suka saya dong, wong sidak," ujarnya.

Jokowi mengatakan, meski sebagian besar lurah dan camat terbilang baik, para lurah dan camat akan tetap menjadi sasaran blusukan sebagai bagian dari menjalankan fungsi pengawasan. Jokowi khawatir, jika tak diawasi, mental pejabat di kelurahan dan kecamatan akan kembali lagi seperti dahulu.

"Semua masih dalam proses. Kalau ada satu dua yang belum baik, itu sajalah yang kita perbaiki. Saya yakin dengan pembenahan sistem, kita pasti jadi yang terbaik," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Megapolitan
Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Megapolitan
Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Megapolitan
Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Megapolitan
Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Megapolitan
Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Megapolitan
Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Megapolitan
Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Megapolitan
Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Megapolitan
Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Megapolitan
Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi 'Pilot Project' Kawasan Tanpa Kabel Udara

Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi "Pilot Project" Kawasan Tanpa Kabel Udara

Megapolitan
Keluarga Korban Begal Bermodus 'Debt Collector' Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Keluarga Korban Begal Bermodus "Debt Collector" Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Megapolitan
Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com