Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sia-sia Beli Rusunawa Jutaan Rupiah...

Kompas.com - 07/03/2014, 14:39 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — HR (53) telah berupaya agar dia dan keluarganya tetap bisa menghuni unitnya di Rusunawa Pinus Elok, Jakarta Timur. Namun, meski dia sudah membayar jutaan rupiah, semuanya sia-sia.

HR beserta sang istri ingin memiliki rumah yang dekat dengan tempat kerjanya. Ia bekerja sebagai biro iklan koran-koran pemerintah di daerah Jakarta Timur. Sebelumnya, mereka tinggal di rumah kontrakan di Taman Kota, Jakarta Barat.

HR membeli hak sewa rusun dari calo Rusun Pinus Elok pada Desember 2013. Dia menyetor Rp 5 juta kepada orang yang mengaku dari Dinas Perumahan dan Gedung Pemda DKI Jakarta.

"Pertama, saya bayar Rp 5 juta. Kemudian, saya diberikan kunci dan isi formulir rusun umum. Saya renovasi dan bersih-bersih rusun, beli TV, dan perlengkapan elektronik. Habis sampai Rp 8 juta," kata HR kepada Kompas.com, di Jakarta, Jumat (7/3/2014).

Baru sebentar menikmati rusunnya yang berada di lantai 2, dia kaget ketika diminta mengosongkan unitnya oleh petugas dari Dinas Perumahan. Dia diberi waktu hingga Rabu, 12 Maret 2014.

HR telah berkoordinasi dengan Kepala Seksi Pelayanan Unit Pengelola Rusun DKI Wilayah III Ledy Natalia untuk membicarakan nasib mereka. Menurut HR, ia bersama teman-temannya tetap diminta keluar pada Rabu dan dijanjikan mendapat rusun, setelah warga yang lebih diprioritaskan mendapatkan hak mereka.

HR juga telah bertemu salah satu staf pribadi Wagub Basuki, Nathanael, untuk menyelesaikan permasalahan ini. Menurutnya, Nathanael meminta HR untuk melengkapi persyaratan yang ada, seperti fotokopi KK, KTP diri beserta istri, surat kelurahan tidak memiliki rumah, pas foto, dan slip gaji. Namun, pihak Dinas Perumahan meminta HR untuk tetap mengikuti prosedur yang ada. Jangan lagi menggunakan cara cepat, selain prosedur dari Dinas Perumahan dan Gedung Pemda DKI.

Akhirnya, pada Rabu 5 Maret 2014 kemarin, bersama dengan enam orang lainnya, HR menemui Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Mereka mengadu telah membayar uang dari Rp 5 juta hingga Rp 12 juta untuk bisa tinggal di rusun.

HR mengaku sempat menunjukkan secarik kuitansi bermaterai Rp 6.000 untuk pembayaran uang muka rusun sebesar Rp 5 juta. Dalam kuitansi itu, uang tersebut diterima Febri Chaerani. Selain itu, ada pula nama lainnya seperti Sarimudin alias Ugi, dan Abdul Kohar alias Kohang.

Menurut HR, warga hanya berhubungan dengan para oknum calo ini dan tidak pernah mengenal siapa oknum Dinas Perumahan DKI yang memberikan kunci rusun kepada para calo.

"Calonya bukan dari Dinas Perumahan DKI. Cuma kan kuncinya dari pengelola, pasti calonya itu 'kaki tangan' orang dinas," kata HR.

Kompas.com mencoba menghubungi Kepala Dinas Perumahan dan Gedung Pemda DKI Jakarta Yonathan Pasodung untuk mendapatkan konfirmasi. Namun, telepon dan SMS yang dikirimkan kepadanya tidak direspons.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Pecat Ketua RW di Kalideres, Lurah Sebut karena Suka Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin

Pecat Ketua RW di Kalideres, Lurah Sebut karena Suka Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin

Megapolitan
Sopir JakLingko Ugal-ugalan, Penumpang Bisa Melapor ke 'Call Center' dan Medsos

Sopir JakLingko Ugal-ugalan, Penumpang Bisa Melapor ke "Call Center" dan Medsos

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com