Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembangunan "Giant Sea Wall" Dimulai pada Pertengahan 2014

Kompas.com - 10/03/2014, 16:47 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Proyek pembangunan giant sea wall telah mencapai tahap perencanaan. Proyek pembangunan yang akan menelan dana sekitar Rp 200 triliun itu diperkirakan dimulai sekitar pertengahan tahun ini.

Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Sarwo Handayani mengatakan, tahap awal pembangunan akan dimulai dari penguatan turap. "Pertengahan tahun itu untuk penguatan turap yang sudah ada sekarang," kata Sarwo Handayani (Yani) di Balaikota Jakarta, Senin (10/3/2014).

Menurut Yani, proyek tersebut akan ditangani oleh konsultan asal Belanda, sementara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta hanya menjadi rekanan. "Praperencanaan, ide dasar, dan sebagainya dilakukan konsultan Belanda. Sekarang masih dalam menyelesaikan masterplan," ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, untuk kajian dan diskusi lebih lanjut mengenai proyek pembangunan bendungan raksasa atau giant sea wall, Wakil Presiden Boediono bersama Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama akan bertolak ke Rotterdam, Belanda, pada 22-25 Maret mendatang.

Dalam proyek pembangunan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan meniru konsep yang dikerjakan Pemerintah Rotterdam, Belanda. Di Rotterdam, pemerintah memberi izin pihak swasta untuk melakukan reklamasi.

Sekitar 70 persen saham reklamasi pulau itu kemudian dikuasai oleh pemerintah. Adapun, di Indonesia, pemerintah hanya menguasai 5 persen lahan reklamasi.

Dalam pelaksanaannya, megaproyek ini direncanakan menggunakan skema kerja sama pemerintah-swasta atau public-private partnership (PPP). Pemerintah pusat dan Pemprov DKI akan dibantu oleh tenaga ahli dari Pemerintah Belanda dalam melakukan studi kelayakan.

Studi kelayakan tersebut diharapkan bisa secepatnya selesai karena lelang proyek yang bernilai sekitar Rp 200 triliun ini rencananya akan dibuka pada Mei 2014.

Bendungan raksasa ini merupakan salah satu gagasan mantan Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo, yang bertujuan mengantisipasi bahaya rob dan berfungsi sebagai tempat penyimpanan air bersih.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com