Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

13 Tahun Warga Kampung Apung Buang Sampah di Pemakaman

Kompas.com - 26/03/2014, 14:25 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Pemakaman di Kampung Apung, Kelurahan Kapuk, Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat, bukan hanya terendam air, tetapi juga sampah. Selama 13 tahun, pemakaman tersebut menjadi tempat pembuangan sampah 200 kepala keluarga di kampung tersebut.

Dari rumah pertama yang berjarak 10 meter dari tumpukan sampah, tercium jelas bau busuk. Lalat pun banyak berdatangan di sekitar rumah warga. Apabila ada angin kencang, bau tidak sedap semakin tercium oleh warga di sana.

Keterbatasan bak sampah besar menjadi permasalahan serius bagi warga Kampung Apung. Warga menuturkan, dulunya belum ada bak sampah besar untuk menampung sampah dari seluruh warga Kampung Apung yang terdiri dari 12 RT.

Suminta (28), salah seorang warga Kampung Apung sekaligus pengurus kebersihan di sana menyayangkan tidak pekanya pemerintah daerah dalam hal kebersihan di wilayah tempat tinggalnya. Dua bak sampah besar yang ada saat ini saja, harus diminta dulu pengadaannya.

"RT mengusulkan ke Lurah (Kapuk) buat bak sampah, dapat satu. Terus beli lagi satu bak sampah, jadi ada dua," ujar Suminta kepada Kompas.com di Kampung Apung, Rabu (26/3/2014) siang.

Bak sampah pertama, menurut Suminta, baru tersedia pada Oktober 2013. Sedangkan pengadaan untuk bak sampah berikutnya berselang satu bulan, yaitu November 2013.

Ketua RT 10 Kampung Apung Rudi Suwandi membenarkan hal tersebut. "Benar itu bak sampah saya yang upayakan ke Lurah (Kapuk)," terang Rudi.

Menurut Rudi, keberadaan sampah di Kampung Apung juga diperparah oleh sampah setelah banjir pada Februari lalu yang menyebabkan sampah semakin banyak. Sebelum bak sampah akhirnya tersedia di Kampung Apung, warga kesulitan untuk mencari tempat pembuangan sampah.

Sampah-sampah itu baru dibersihkan hari ini dipimpin oleh Wali Kota Jakarta Barat Anas Effendi. Target jangka pendeknya yaitu membersihkan area makam dari tumbuhan liar dan sampah, mengeringkan air yang merendam makam, dan merelokasi makam. Nantinya 3.810 makam di sana akan dipindahkan ke Pemakaman Umum Tegal Alur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Teka-teki Kematian Pria dengan Tubuh Penuh Luka dan Terbungkus Sarung di Tangsel

Teka-teki Kematian Pria dengan Tubuh Penuh Luka dan Terbungkus Sarung di Tangsel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com