Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki Bantah Terlibat dalam Kasus Bus Berkarat

Kompas.com - 02/04/2014, 20:43 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama membantah tuduhan Traffic Demand Management (TDM) yang menyatakan bahwa ia dan Gubernur DKI Joko Widodo harus bertanggung jawab dalam kasus bus berkarat. Ia bahkan menilai tuduhan TDM terlalu tendensius dan bernuansa politis.

"Jadi terlalu kurang ajar nuduhnya. Tidak boleh seperti itu caranya, terlalu tendensius. Tidak usah main politiklah saya kira," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Rabu (2/4/2014).

Basuki menjelaskan, sebelum pengadaan, pihaknya sudah meminta Dinas Perhubungan membeli bus melalui e-catalog. Namun karena e-catalog belum bisa digunakan, pengadaan bus dilakukan melalui proses tender. Karena itu, ia menilai, kalau ada pihak yang patut disalahkan dalam kasus pengadaan bus, maka itu adalah Dinas Perhubungan (Dishub).

Menurut Basuki, ia dan Jokowi hanya memerintahkan untuk membeli bus. Setelah itu, Dishub yang mengatur pembeliannya, termasuk pemeriksaan terlebih dahulu sebelum pengoperasian busnya.

"Kalau mau salahkan kami, saya kan minta Anda beli. Anda harus tanggung jawab. Ya itu urusan Anda dong kalau salah beli. Kecuali kalau saya perintahkan Anda beli bus yang jelek-jelek, lalu diterima. Kalau itu yang terjadi, itu baru salah saya," ucapnya.

Selain Dishub, Basuki juga mengatakan bahwa DPRD merupakan pihak yang juga patut disalahkan karena telah menyetujui pembelian bus tersebut. "Kalau mau salahkan seperti itu, DPRD juga dong, kan Anda yang putuskan beli bus," tukas pria yang akrab disapa Ahok itu.

Seperti diberitakan, Koordinator TDM Ahmad Syafrudin mengatakan, terjadinya kasus bus berkarat tidak lepas dari kebijakan hulu. Menurut dia, dokumen pengadaan barang dan jasa yang bernilai di atas Rp 1 triliun pasti diketahui Jokowi dan Ahok.

"Tidak mungkin proses tender sebesar itu tidak diketahui gubernur dan wakil gubernur," kata pria yang akrab disapa Puput itu kepada wartawan di Jakarta, Minggu (30/3/2014).

Pengadaan transjakarta dan BKTB sebagai salah satu program unggulan Ibu Kota seharusnya mendapat pengawasan intensif dari pimpinan daerah. Puput menjelaskan, apabila ada tim pengawas ataupun gubernur dan wakil gubernur yang mengawasi proses pengadaan bus, mulai dari kegiatan lelang tender, maka tidak akan ada komponen bus yang berkarat.

Ia menengarai, Jokowi dan Ahok sengaja melakukan pembiaran proses tender berjalan begitu saja. Dengan demikian, ada pembiaran pada terjadinya pelanggaran hukum.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com