Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Lebam di Wajah Tersangka Kasus JIS yang Tewas

Kompas.com - 28/04/2014, 09:49 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Kematian mendadak Azwar (27), seorang tersangka kasus sodomi di Jakarta International School (JIS), Jakarta, masih menjadi misteri, apalagi keluarga korban menolak dilakukannya otopsi sehingga penyebab kematian tidak dapat diketahui secara pasti.

Andi Setiadi (32), seorang tetangga Azwar, mengatakan, wajah korban tampak lebam dan bibirnya pecah mengeluarkan darah. "Kalau badannya saya tidak lihat jelas," kata Andi, ketika ditemui di lokasi penguburan Azwar, Tempat Pemakaman Umum (TPU) Pangkalan Jati, Cinere, Depok, Minggu (27/4/2014).

Andi ikut memandikan jenazah almarhum dan melihat wajah Azwar. Begitu pula dituturkan Rojali, yang juga ikut memandikan almarhum sebelum dimakamkan.

Irfan Fahmi, pengacara Azwar, membenarkan kesaksian dua tetangga Azwar tersebut. Namun, ia belum bisa memastikan apakah keluarga akan mengajukan keberatan. "Keluarga masih sibuk mengurus pemakaman. Kami belum bicarakan lagi," terangnya.

Selain itu, Irfan Fahmi melihat ada yang janggal dalam kematian Azwar setelah mengonsumsi cairan pembersih dan pewangi di toilet unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polda Metro Jaya, Sabtu siang.

Pada Sabtu sore (26/4/2014), polisi memublikasikan lima tersangka kasus sodomi melalui konferensi pers, tetapi tanpa menyebut nama Azwar. "Saya menyayangkan, mengapa itu bisa terjadi," ujar Fahmi saat mendatangi jenazah Azwar di RS Polri, Jakarta, Minggu dini hari.

Menurutnya, pada Sabtu sekitar pukul 15.00, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto dan Direktur Reskrimum Kombes Heru Pranoto menggelar jumpa pers dan menampilkan lima tersangka. Para pesakitan itu antara lain Agun Iskandar alias AG (25), Virgiawan alias Awan, Syahrial alias SY (20), Zaenal alias ZA (25), dan Afrischa Setyani alias AF (24).

Fahmi menceritakan, awalnya Azwar hanya berstatus sebagai saksi. Namun, pada Sabtu dini hari, pihak keluarga menerima surat penangkapan Azwar dari Polda Metro Jaya. Selanjutnya, Azwar dibawa ke Polda Metro Jaya untuk menjalani pemeriksaan, sekitar pukul 12.00 WIB.

Fahmi datang ke PPA, tetapi petugas menyampaikan Azwar tengah dibawa pergi oleh petugas lain. Di ruang PPA itu Fahmi melihat Ditreskrimum menggelar jumpa pers dan menghadirkan lima tersangka. Mengira jumpa pers tersebut berlangsung lama, Fahmi meninggalkan PPA.

Pihak keluarga Azwar yang menyaksikan tayangan jumpa pers bisa memastikan tidak ada Azwar di antara para tersangka. "Kalau Azwar sudah ditetapkan sebagai tersangka, yang dihadirkan dalam jumpa pers itu seharusnya enam orang," ujarnya.

Fahmi kemudian mengatakan, oleh seorang penyidik, kliennya dibawa ke RS Polri. "Sekitar pukul 17.00 saya kembali ke PPA. Saya bertemu penyidik dan diberi tahu Azwar ada di RS Polri. Katanya masih bernyawa," ujar Fami.

Namun, sejam kemudian Azwar dinyatakan meninggal dunia karena mengonsumsi cairan pembersih dan pewangi toilet. Irfan Fahmi mengungkapkan keluarga menolak dilakukannya otopsi karena khawatir hasilnya bakal menyakitkan hati keluarga.

Polisi menyayangkan

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto mengatakan, pihaknya tidak mempermasalahkan keluarga Azwar menolak dilakukannya otopsi. "Tapi, nanti kalau ada apa-apa jangan saling curiga," kata Rikwanto.

Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Ronie Sompie menyayangkan keputusan keluarga tersangka. Pasalnya kematian Azwar bisa memicu kecurigaan.

Ronie mengatakan, RS Polri sebenarnya sudah siap untuk melakukan otopsi. "Otopsi dilakukan untuk mengetahui penyebab meninggalnya almarhum karena pemberitaan di media pasti akan bisa berkembang," katanya.

Azwar ditangkap saat berada di sebuah masjid di bilangan Pondok Labu, Jakarta, sekitar pukul 01.00, Sabtu. Irfan Fahmi, pengacara Azwar, baru mengetahui penangkapan kliennya dari pihak keluarga.

Selain menjadi cleaning service (petugas kebersihan) di JIS, Azwar mengikuti pengajian dan menjadi personel marawis. (tribunnews/coz/ter/rek)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan 'Treadmill' untuk Calon Jemaah Haji

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan "Treadmill" untuk Calon Jemaah Haji

Megapolitan
Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Megapolitan
Anggap Pendaftaran Cagub Independen DKI Formalitas, Dharma Pongrekun: Mustahil Kumpulkan 618.000 Pendukung

Anggap Pendaftaran Cagub Independen DKI Formalitas, Dharma Pongrekun: Mustahil Kumpulkan 618.000 Pendukung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com