Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rencana Penganiayaan Siswa STIP Berawal di Meja Makan

Kompas.com - 28/04/2014, 16:12 WIB
Dian Fath Risalah El Anshari

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -- Tim Reserse Kriminal Kepolisian Resor Jakarta Utara melakukan reka ulang di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran Marunda, Jakarta Utara, pada Senin (28/4/2014) siang. Reka ulang dilakukan di ruang makan bersama. Di sanalah para senior STIP merencanakan penganiayaan yang menewaskan Dimas Dikita Handoko (19).

Pantauan Kompas.com, reka ulang itu bersifat terbuka. Sejumlah siswa STIP melihat reka ulang itu, tetapi pergi beberapa saat kemudian. Mereka enggan memberikan komentar.

Marvin, salah seorang dari tujuh korban penyiksaan oleh mahasiswa senior di STIP, menjelaskan kejadian pada Senin (21/4/2014) pukul 19.00. Dalam pertemuan tersebut, Marvin diperintahkan mengumpulkan 14 temannya pada saat pesiar hari Jumat (25/4/2014) malam di salah satu rumah kos senior mereka di Semper Barat, Cilincing, Jakarta Utara, untuk diberikan pembinaan.

"Menurut keterangan korban, dia dipanggil salah satu seniornya yang bernama Sidik untuk mengumpulkan 14 temannya di kosan Angga," ujar Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Jakarta Utara Ajun Komisaris Besar Daddy Hartady, di Kampus STIP, Senin (28/4/2014).

Saat mendapatkan perintah tersebut, ia mencoba mengumpulkan siswa sebanyak yang diminta seniornya. Namun, pada pertemuan yang berlangsung pada pukul 20.00 itu, Marvin hanya mampu membawa tujuh temannya kepada tujuh seniornya tersebut.

"Karena banyak yang tidak datang membuat siswa senior marah. Mereka menganggap Marvin dan kawan-kawan, salah satunya Dimas, tidak hormat kepada senior. Kemarahan itu kemudian berujung pada pembinaan fisik," ujar Daddy.

Dalam pembinaan fisik itu, Marvin, Dimas, dan kelima kawannya dipukuli, ditendang, dan ditampar. Dimas mengembuskan napas terakhir akibat pendarahan di bagian belakang kepala karena benturan dengan tembok yang terjadi berulang kali.

Daddy mengatakan, sampai saat ini pihaknya masih akan menindaklanjuti keterangan yang didapat dari korban itu. Hal itu, kata dia, untuk memastikan motif di balik pembinaan tersebut.

"Apakah ada rencana penganiayaan sejak pertemuan awal, itu juga masih kami dalami," tuntasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com