Ruangan para anggota DPRD sering kosong. Akibatnya, masyarakat hampir tidak pernah mengadukan nasibnya ke para politisi ini.
"Dulu suka ada warga yang datang, sekarang sudah enggak ada. Hampir enggak pernah," kata salah satu petugas pengamanan dalam (pamdal) DPRD DKI Jakarta, Rabu (7/5/2014).
Pengamatan Warta Kota, gedung DPRD DKI Jakarta dijaga petugas. Sebuah metal detector berada di pintu masuk. Di lantai dasar hanya ada area shalat, toilet, dan lift.
Naik ke ruangan wakil rakyat, hanya bisa dilakukan oleh orang yang memiliki kartu akses. Petugas pamdal bisa membukakan lift jika sudah ada janji dengan anggota DPRD.
"Kalau tamu-tamu DPRD banyak, PNS juga banyak yang datang. Kalau warga umum yang mau mengadu, jarang sekali ada. Paling kalau ada demonstrasi saja," katanya petugas itu.
Ia mengatakan, pamdal tidak pernah melarang siapa pun masuk, asalkan tujuan jelas, dan sudah ada janji atau akan diterima oleh anggota dewan. Sayangnya sering kali para anggota dewan enggan menerima warga.
Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta M Taufik geram dengan sistem pengamanan di gedung DPRD. Akses masyarakat untuk datang dan bertemu wakil rakyat terbatas. "Sekarang (wartawan) saja mau naik ke atas bisa enggak? Tanpa kartu akses enggak bisa naik lift. Bagaimana warga mau mengadu?" kata Taufik.
Taufik mengatakan, akan menginisiasi gedung DPRD terbuka untuk umum. "Siapa pun warga DKI boleh mengadu, di lantai dasar luas. Bikin saja area publik. Bisa demo, buat mengadu. Keterbukaan harus dibangun," kata Taufik. (sab)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.