Seorang warga, Mak, mengakui pernah mendengar soal penggusuran bangunan di pinggir rel. Dia mengaku enggan memikirkan lebih jauh soal itu karena sudah hampir 60 tahun menempati rumah milik suaminya yang asli orang Jakarta tersebut.
"Katanya mau dibuat rumah deret, tapi enggak tahu jadi atau enggak," ujar Mak sambil menjahit celana, Kamis (22/5/2014).
Mak menuturkan kebanyakan penduduk di kawasan itu berjualan makanan dan minuman atau pedagang asongan. Dia mengaku tak merasa risih karena terbiasa mendengar suara kereta lewat setiap harinya.
Sama halnya dengan Mak, salah seorang warga yang tinggal di area tersebut menyatakan sudah kebal dengan suara kereta setiap harinya. Dirinya cukup nyaman berada di lokasi yang tak henti bersuara tersebut.
Pantauan Kompas.com, jarak antara rumah warga dengan rel kereta api sekitar 3 meter. Rel kereta api tersebut menghubungkan Jalan Tenaga Listrik dengan Jalan Awaluddin atau menuju Kebon Pala.
Setiap harinya, para pengendara motor melintasi rel dengan beberapa kayu yang disusun merata dengan tinggi rel kereta. Saat ada pengendara yang akan melintas, warga selalu waspada memastikan tidak ada kereta yang akan lewat.
Bahkan, sesekali saat terdengar kereta akan melewati rel, pengendara diteriaki untuk berhenti sampai gerbong belakang kereta melintas.
Sementara itu, Humas PT KAI Daerah Operasional (Daop) 1 Agus Komarudin mengatakan proses pembersihan bangunan liar di pinggir rel kereta masih menjadi perbincangan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan PT KAI.
Agus menyatakan menggusur bangunan liar belum dipastikan waktunya, tapi segera dilakukan dalam waktu dekat. PT KAI, lanjut Agus, dari dulu telah membersihkan bangunan liar di pinggir rel, namun usai dibersihkan, bangunan liar itu kembali berdiri.
"Sudah dilakukan Duri ke arah Tanah Abang, Karet-Sudirman sudah. Daerah Manggarai sebagian. Kita lakukan bertahap," kata Agus kepada Kompas.com, Kamis (22/5/2014).
Menurut Agus, bangunan liar itu sudah mempengaruhi perjalanan kereta api. Selain itu, perawatan untuk kabel menjadi sulit dijangkau sehingga dapat membahayakan perjalanan kereta api.
Mengenai tembok pembatas, kata Agus, sebenarnya telah ada sejak lama. Jadi, saat ini PT KAI lebih memfokuskan penggusuran bangunan liar yang diperkirakan dilakukan dalam waktu dekat.
Sebelumnya diberitakan, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyatakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah mengadakan pembicaraan dengan PT KAI untuk bekerja sama mensterilkan pinggiran rel dari bangunan liar.
Para penghuni bangunan liar pinggir rel yang memiliki KTP Jakarta nantinya akan dipindah ke rumah susun. Sementara bagi yang tidak, akan segera dipulangkan ke daerah asalnya. Terdapat sejumlah lokasi pinggiran rel di Jakarta yang diduduki oleh bangunan-bangunan liar, seperti di Pejompongan, Senen, dan Lenteng Agung.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.