Ozaki melanjutkan dalam keadaan sulit, capek, dan hampir putus asa kekuatan tim membuat pelari bangkit kembali. Apalagi ketika perlombaan berakhir, kata Ozaki, timnya dapat meraih keberhasilan atau memenangkan perlombaan adalah bentuk kebahagiaan luar biasa untuk dirinya.
Menurut pelari asal Negeri Sakura ini penggabungan peserta lari dari Indonesia dan Jepang dalam Jakarta Kizuna Ekiden 2014 menantang. Pasalnya, pelari kedua negara memiliki perbedaan dari segi fisik dan mental. Namun, untuk perlombaan Minggu pagi, Ozaki lebih mementingkan penyerahan tasukhi (kain selempang) dari anggota ke anggota dan berlari terus menuju juara.
"Untuk pengenalan rekan satu tim baiknya bicara dan komunikasi sebelumnya. Kalau kesehatan (stamina peserta lain) tidak maksimal, ada yang memiliki semangat dan kesehatan lebih besar," kata Ozaki.
Menurut Ozaki, perlombaan yang dapat dilakukan di suatu institusi seperti SMP, SMA, universitas, bahkan perusahaan di Jepang ini membutuhkan kerjasama dalam tim dan saling menghargai antara peserta satu dengan yang lain.
Dalam menentukan urutannya, pelari dari perusahaan asuransi Dai-Ichi Life tersebut menuturkan kemampuan masing-masing pelari sebelum perlombaan menjadi kunci keberhasilan tim.
Urutannya, pelari pertama harus lebih cepat, pelari kedua dan ketiga atau disebut pelari tengah memiliki kemampuan relatif lambat, dan pelari keempat dipilih dengan kecepatan lari yang kuat karena melintasi 2 kali lebih panjang dari ketiga pelari sebelumnya.
Keadaan ini terkadang dibalik tergantung pada kesehatan, stamina, serta kemampuan para peserta. "Kadang sengaja di balik, lihat kondisi tim sendiri," ucap Ozaki.
Jakarta Kizuna Ekiden 2014 akan dilaksanakan pada Minggu (25/5/2014) di kawasan Blok M, Jakarta Selatan. Acara tersebut diselenggarakan bersamaan dengan Ennichisai 2014, sebuah acara tahunan kuliner dan kebudayaan Jepang tradisional dan modern. Ekiden merupakan lomba lari maraton populer di Jepang. Ciri khas lomba ini yakni dilakukan beregu dan menggunakan tasukhi (kain selempang).