Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Udah AC-nya Mati, Keretanya Berhenti Melulu"

Kompas.com - 10/06/2014, 22:13 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Sejumlah penumpang KRL Jabodetabek mengeluhkan fasilitas pendingin udara di rangkaian kereta 8 gerbong, yang mereka nilai sudah tidak berfungsi maksimal. Mereka berpendapat, fasilitas pendingin udara di kereta tersebut tidak senyaman rangkaian kereta 10 gerbong.

Hal tersebut dikemukakan salah seorang penumpang asal Depok, Daud (44). Menurut dia, tidak nyamannya rangkaian kereta 8 gerbong merupakan pertanda bahwa PT KAI memiliki manajemen yang buruk dalam hal perawatan kereta.

Rangkaian KRL 8 gerbong rata-rata merupakan kereta tipe 203 yang telah beroperasi sejak beberapa tahun lalu. Hal itu berbeda dengan rangkaian KRL 10 gerbong yang rata-rata telah menggunakan kereta tipe 205, yang mulai dioperasikan sejak awal tahun ini.

"Kereta 8 gerbong ini kan kereta lama. AC-nya sudah tidak berfungsi. Jadi, artinya kan perawatannya jelek," kata Daud kepada Kompas.com, di dalam KRL Jakarta-Bogor, Selasa (10/6/2014) malam.

Sementara itu, menurut Syamsul (32), ketidaknyamanan rangkaian kereta 8 gerbong makin terasa apabila layanan KRL mengalami gangguan. Sebab, menurut dia, sering kali apabila terjadi gangguan, jarak kedatangan KRL di stasiun akan menjadi lama, yang otomatis akan membuat terjadinya penumpukan penumpang.

"Kaya sekarang, lihat aja, udah kaya di sauna aja kita. Udah AC mati, keretanya berhenti melulu. Kalau AC-nya bagus, kereta berhenti sebenarnya enggak begitu masalah," ujar warga asal Citayam itu.

Sampai berita ini diturunkan, perjalanan KRL menuju arah Bogor dan Depok masih mengalami gangguan akibat adanya tiang pantograf yang patah di Stasiun Cilebut, Selasa sore. Dari pengamatan Kompas.com di KRL arah Bogor/Depok yang berangkat dari Stasiun Gondangdia sekitar pukul 19.45 WIB, perjalanan beberapa kali mengalami pemberhentian, seperti saat akan masuk Stasiun Cawang, Stasiun Pasar Minggu, Stasiun Tanjung Barat, dan Stasiun Universitas Indonesia.

Setiap kali pemberhentian kereta memakan waktu sekitar 20-30 menit. Akibatnya, KRL baru sampai di Stasiun Depok sekitar pukul 22.00 WIB. Padahal, pada waktu normal, perjalanan pada rute yang sama hanya memakan waktu 45-60 menit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com