Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bayar Rp 5.000, Jumlah Pengunjung Monas Dijamin Tak Menurun

Kompas.com - 14/06/2014, 09:52 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -- Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta, Arie Budhiman menjamin Monas tidak akan ditinggalkan pengunjung meski diberlakukan biaya retribusi sebesar Rp 5.000.

"Kita harus berpikir positif, target Monas memang harus lebih tertib. Monas juga harus lebih aman, jadi tidak ditinggalkan warga DKI," kata Arie di Balai Kota Jakarta, Jumat (13/6/2014).

Setidaknya, ada 1,2 juta pengunjung yang datang ke Monas per tahun. Pada tahun 2013, jumlah pengunjung Monas sebanyak 1.369.472 orang, menurun dari 2012 sebanyak 1.515.844 orang. Selama ini, pengunjung tidak dikenakan biaya untuk masuk ke area Monas.

Pengunjung hanya dikenakan biaya masuk ke cawan Monas sebesar Rp 2.000 untuk anak-anak, Rp 3.000 untuk mahasiswa, dan Rp 5.000 untuk orang dewasa. Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang didapatkan dari rata-rata 1,2 juta pengunjung itu adalah Rp 6 miliar.

Lebih lanjut, ia menyatakan pihaknya sempat membuat kawasan Monas bebas dari pedagang kaki lima (PKL) selama lima hari, yakni saat Festival Keraton 2013. Sejak pagi hingga malam hari itu, ia mengklaim tidak ada PKL yang masuk ke kawasan Monas.

"Jadi sebetulnya ini konsistensi saja. Dalam jangka pendek ini, kita fokus ke pengamanan kawasan dan penertiban. Kalau itu bisa dipenuhi mudah-mudahan Monas akan jauh lebih baik," katanya.

Menurut Arie, enam pintu di Monas tidak cukup jika hanya dijaga oleh personel Satpol PP. Seharusnya, lanjut dia, ada tenaga terlatih yang dipekerjakan untuk menjaga enam pintu masuk itu. Pasalnya, lahan seluas 82 hektar itu sangat sulit, jika hanya dijaga personel Satpol PP.

Ia juga mengimbau Kepala Unit Pengelola (UP) Monas Rini Haryani untuk memiliki sistem pengamanan yang baik. "Kan banyak contoh kawasan yang bagus dengan petugas yang sopan dan tegas. Tidak malah tidur-tiduran," kata Arie.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com