Menurut penjaga kantor Poltracking, Atim, setidaknya ada 10 kali dering telepon sepanjang malam.
"Saya sendiri takut, jarang-jarang ada telepon masuk jam 1-an. Saya coba angkat, ternyata tidak ada suaranya. (Telepon) terus saja berdering sampai waktu sahur, sekitar jam setengah empat, sampai nggak sahur gara-gara takut. Terakhir sekitar jam 8 pagi, dan baru berhenti," tutur Atim (27), Jumat.
Atim mengaku, semalam dia menjaga keamanan kantor seorang diri. Baru pada sekitar pukul 02.00 dini hari, dia memberanikan diri untuk melihat keadaan luar kantor. Dia mengaku melihat dua orang berdiri di seberang kantor dengan sikap seperti menelepon.
"Saya nggak bisa lihat mukanya karena memang gelap juga. Terus saya cuma duduk ketakutan di ruang lobi kantor saja. Pada saat itu, siskamling memang ada, tapi nggak lewat. Saya juga nggak berani telepon karyawan kantor lainnya, takutnya mencelakakan saya," ujar Atim.
Kesaksian dari Atim dibenarkan oleh Manajer Humas dan Program Poltracking Institute Agung Baskoro.
"Setelah itu, tadi pagi sekitar pukul 10.30, ada tiga orang yang mengaku intelijen polisi yang mengatakan bahwa kantor kami ini sedang diteror. Mengenai oknum mana, motif, dan tujuannya saya tidak tahu. Mungkin bisa dikonfirmasikan ke Polsek Setiabudi ya," ungkap Agung di kantornya.
Agung mengaku tidak tahu apakah telepon-telepon dini hari itu ada hubungannya dengan pembatalan kerja sama publikasi hasil rilis quick count Pemilihan Presiden 9 Juli lalu dengan salah satu stasiun televisi swasta.
"Saya sendiri tidak tahu ada keterkaitan atau apa. Peristiwa ini sangat menarik karena baru pertama kali terjadi. Sebelumnya, kami sering mengeluarkan hasil survei, quick count, tapi belum sampai kejadian teror seperti ini," ucapnya.
Sebelumnya diberitakan, lembaga survei Poltracking Institute batal menampilkan hasil quick count atau hitung cepat yang dilakukan lembaga tersebut di salah satu televisi swasta.
Direktur Eksekutif Poltracking Hanta Yuda mengaku memutuskan kerja sama dengan salah satu televisi swasta tersebut karena tidak sesuai dengan komitmen awal.
Baca juga:
- Ada Ancaman, Lembaga Survei yang Unggulkan Jokowi Dijaga Polisi
- Polisi: Penjagaan di Sekitar Kantor Lembaga Survei atas Permintaan