Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Kenapa BPK Serang Kartu Jakarta Pintar pada Masa Pilpres?

Kompas.com - 14/07/2014, 15:55 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mempertanyakan temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atas laporan keuangan DKI tahun 2013 yang keluar pada masa pemilu presiden.

Seharusnya, menurut dia, BPK juga dapat menemukan penyimpangan dalam pengelolaan sampah Bantargebang, Tanah Abang, dan lainnya.

"Makanya saya mempertanyakan BPK, kenapa temuan Bantargebang Anda tidak ngomong? Kenapa pada zaman pilpres ini, Anda cuma menyerang KJP (Kartu Jakarta Pintar) dan Kampung Deret?" kata Ahok, sapaan Basuki, di Balaikota Jakarta, Senin (14/7/2014).

Oleh karena itu, ia menantang BPK untuk mengaudit laporan keuangan lebih detail lagi hingga di tingkat kelurahan. Sebab, kata dia, bila pengelolaan anggaran Pemprov DKI buruk, maka BPK seharusnya memberi opini disclaimer (tidak memberikan pendapat), bukan Wajar Dengan Pengecualian (WDP).

Dengan demikian, Ahok berharap, BPK mengaudit kabupaten, kota, dan provinsi lain dengan standar Pemprov DKI. Opini BPK itu diharapkan dapat mengantisipasi para pegawai negeri sipil (PNS) ataupun pejabat pemerintah dari tindakan menyalahgunakan anggaran.

"Makanya saya tantang BPK untuk mengaudit lebih kejam. BPK, pernah atau tidak, singgung Tanah Abang atau Bantargebang. Tanah kita, tetapi kita harus membayar tipping fee yang harganya naik tiap tahun? Pas kita kirim sampah ke sana, tidak diolah sama pengelolanya, coba deh BPK periksa," kata dia.

Sebelumnya, BPK RI memberikan opini WDP pada Laporan Keuangan Pemprov DKI 2013. Opini itu menurun satu tingkat dari opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), dengan paragraf penjelas yang didapat DKI selama dua tahun terakhir ini.

Menurut hasil pemeriksaan atas laporan keuangan Pemprov DKI tahun 2013, ada 86 temuan senilai Rp 1,54 triliun. Dari 86 temuan itu, nilai untuk yang menunjukkan indikasi kerugian daerah mencapai Rp 85,36 miliar.

Temuan potensi kerugian mencapai Rp 1,33 triliun, kekurangan penerimaan daerah Rp 95,01 miliar, dan temuan untuk poin efektif, efisiensi, ekonomis (3E) atau pemborosan sebesar Rp 23,13 miliar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Megapolitan
Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com