Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Ahok Perintahkan "Sikat Habis" Permukiman Liar di Jakarta

Kompas.com - 06/08/2014, 08:20 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sedang gencar membongkar bangunan-bangunan liar yang berdiri di atas lahan negara untuk meminimalisasi terjadinya banjir dan kemacetan di Jakarta. Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama—yang kerap bersuara lantang atas pembongkaran bangunan liar, baik di pinggir sungai, pinggir rel kereta api, maupun lainnya—menginstruksikan Satpol PP untuk "menyikat habis" bangunan tak berizin itu pada saat sang tuan rumah sedang mudik Lebaran.
 
"Beberapa kali ada kebakaran di kawasan kumuh, ada enggak mereka yang luntang-lantung tinggal di jalan setelah kebakaran? Enggak ada, karena mereka itu penyewa semua," kata pria yang akrab disapa Ahok itu kepada wartawan, di Balaikota Jakarta, Selasa (5/8/2014) malam. 
 
Setelah rumah mereka terbakar, lanjut dia, biasanya mereka menyewa bangunan di tempat lain atau pulang ke kampung halamannya. Artinya, kata Basuki, ada tiga per lima warga yang tinggal di tepi sungai itu adalah para penyewa bangunan liar.

Menurut Basuki, pihaknya tidak perlu takut membongkar bangunan liar itu. Sebab, tindakan itu hanya akan menutup "ladang rezeki" bagi para "bos besar" atau oknum yang memberikan lahan negara kepada warga kurang mampu.

Rencananya, pada 6 Agustus 2014 ini, Pemprov DKI bersama PT KAI bakal melaksanakan operasi besar membongkar bangunan liar di pinggir rel kereta api. Warga di sana akan ditempatkan di rumah susun sederhana sewa (rusunawa) yang telah disediakan Pemprov DKI.

Basuki meyakini bahwa Pemprov DKI dapat memfasilitasi para warga korban penertiban dengan rusun. Sebab, pihak Dinas Perumahan dan Pemakaman DKI telah berjanji dapat menyelesaikan seluruh pembangunan rusun pada September mendatang.

"Kalau mereka tinggal di tepi jalan, ya tangkap saja. Masukin ke panti sosial, banyak panti kita yang kosong dan butuh penghuni kok," ujar Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com