"Saya lebih cenderung setuju anak sekolah itu yang seperti di negara-negara maju kaya di Finlandia. Di sana anak-anak itu lebih banyak bermain, kok," kata dia di Balaikota Jakarta, Rabu (13/8/2014).
Ahok lalu menceritakan pengalaman saat beberapa tahun lalu menyekolahkan anaknya di suatu sekolah yang menerapkan sistem pendidikan lokal. Di sekolah tersebut, kata dia, anak-anak yang masih berusia dini sudah ditekankan untuk bisa membaca. Karena anaknya tak bisa menyesuaikan dengan sistem tersebut, Ahok pun memindahkan anaknya ke sekolah yang lain.
"Saya pindahin ke sekolah yang lain, di sana dia cuma diajarin main. Tapi, sekarang anak saya bisa nulis dengan baik, bisa bikin cerita. Kadang-kadang kita kan terpengaruh kan, pengennya anak kecil langsung bisa ini itu. Tapi, itu masing-masing sih," ujar mantan Bupati Belitung Timur itu.
Meski demikian, Ahok mengaku tidak punya wewenang untuk menentang penerapan Kurikulum 2013 yang memberikan porsi jam belajar yang lebih banyak. Namun, ia memprediksi ada kemungkinan kurikulum tersebut akan diubah apabila nantinya menteri pendidikan di pemerintahan yang baru sudah dipegang oleh pejabat baru.
"Bisa saja nanti ganti menteri diubah lagi kan kurikulumnya. Ya kan kita sudah terkenal dengan itu, ganti mendiknas baru, ubah kurikulum lagi. Makanya, kita tunggu deh hasil pelantikan presiden," imbuhnya.
Seperti diberitakan, untuk menyesuaikan Kurikulum 2013 yang berisi materi pelajaran yang lebih banyak, dalam waktu dekat, seluruh sekolah di Jakarta, baik SD, SMP, maupun SMA, akan kembali melakukan kegiatan belajar mengajar pada hari Sabtu. Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Lasro Marbun mengatakan, dengan materi pelajaran yang lebih banyak, tidak akan mungkin apabila kegiatan belajar mengajar hanya dilakukan Senin sampai Jumat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.