Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kedaung Ditutup, Tempat Uji Kir Ujung Menteng Bikin Macet Pagi Hari

Kompas.com - 19/08/2014, 14:18 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Penutupan tempat uji KIR di Kedaung Angke, Jakarta Barat, mengakibatkan tempat Pengujian Kendaraan Bermotor (PKB) di Ujung Menteng, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur diserbu pengendara.

Akibatnya, kemacetan panjang terjadi di Jalan Raya Bekasi dari arah Jakarta.

Ratusan kendaraan sudah mengantre bahkan sejak dini hari untuk mengikuti uji KIR. Salah seorang petugas tempat uji KIR Ujung Menteng, mengatakan antrean kendaraan mulai terjadi sejak pukul 04.00 dini hari.

Ratusan kendaraan tersebut, lanjutnya, telah mengular sampai keluar bahu Jalan Raya Bekasi dan menyebabkan kemacetan. Menurutnya, peningkatan pelayanan terjadi sejak tempat uji KIR di Kedaung ditutup oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.

"Sekarang itu jam empat pagi kami sudah input kendaraan biar bisa masuk. Di dalam kami buat rekayasa supaya kendaraan bisa masuk seluruhnya. Kami atur supaya parkir di lapangan, sampai tempat parkir itu penuh kami pakai," kata petugas yang enggan disebutkan namanya, saat ditemui Kompas.com, Selasa (19/8/2014).

Kata dia, kondisi ini berbeda dengan situasi normal pada umumnya. Biasanya, kendaraan yang masuk untuk uji KIR dengan kendaraan yang selesai melakukan uji KIR berimbang. Tetapi, saat ini, sejak pagi tempat uji KIR Ujung Menteng langsung penuh oleh ratusan kendaraan.

Kendaraan mesti mengantre untuk mengambil nomor antrean sebelum melaksanakan pengujian KIR. "Tadi pagi jam 07.30 itu sudah kami tutup. Karena kami hitung sudah 600 kendaraan. Memang kalau hari normal itu bisa 600 juga. Tapi antara masuk dan keluarnya itu imbang. Paling kami tutup itu jam 14.00," ujarnya.

Setelah ditutup, pengujian akan berlangsung bagi kendaraan yang telah masuk dan mendapat nomor antrean. Namun, petugas tidak melayani kembali pengendara yang hendak menguji KIR setelah penutupan.

Pengendara akan diminta untuk kembali melakukan uji KIR pada keesokan harinya.

Kepala Seksi Pelayanan Pengujian Kendaraan Bermotor Dishub DKI Lukman Iskandar, mengungkapkan bahwa jumlah kendaraan yang melakukan uji KIR di Ujung Menteng sudah melampaui kapasitasnya.

Ada penambahan sekitar 100 kendaraan, dari jumlah rata-rata perhari yang melakukan uji KIR. "Realitanya sebelum Kedaung itu ditutup ada 500 lebih. Sekarang ada 100-an lah dari Kedaung. Jadi kalau sudah 600 itu kami tutup," kata Lukman.

Idealnya, lanjut Lukman, tempat Uji KIR Ujung Menteng melayani 210 kendaraan saja perhari. Rinciannya, dari tiga lajur pengujian, setiap lajur melayani 70 kendaraan. "Kami sudah overload. Jadi yang dari Kedaung itu dibagi-bagi ke tiga tempat yang ada saat ini," ujarnya.

Lukman mengatakan, akibat peningkatan kendaraan tersebut, tempat pengujian KIR Ujung Menteng, mengalami kemacetan pada pagi hari. Dia mengaku sudah bekerja sama dengan kepolisian untuk menangani masalah ini.

Sebab, sejak pukul 02.00, lanjutnya, sudah terjadi antrean kendaraan yang hendak menguji KIR. "Tapi jam 10 pagi itu sudah cair (kemacetan). Sudah masuk ke dalam," ujar Lukman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com