Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan Gerindra dan PDI-P Merasa Berhak Jadi Pendamping Ahok

Kompas.com - 26/08/2014, 10:14 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Partai Gerindra mengklaim memiliki hak untuk mengajukan posisi wakil gubernur DKI Jakarta yang bakal kosong setelah presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) mundur sebagai Gubernur DKI nantinya.

Ketua DPP Partai Gerindra, Desmond J Mahesa mengatakan, apabila nantinya hubungan antara PDI-P dan Gerindra tak juga membaik, partainya akan mengusulkan kader Gerindra untuk menjadi wakil gubernur untuk mendampingi Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang akan menjadi Gubernur DKI.

"Apakah kami akan bangun koalisi baru dengan PDI-P atau mengusung sendiri-sendiri, inilah yang akan kami pelajari. Tapi bila tak ada titik temu, bisa jadi juga kan ajukan sendiri-sendiri nanti tinggal bagaimana DPRD saja," ujar Desmond di Jakarta, Selasa (26/8/2014).

Desmond mengatakan, anggapan PDI-P bahwa kursi wakil gubernur DKI Jakarta menjadi milik partai berlambang banteng itu hanyalah klaim semata. Menurut dia, tidak ada aturan yang pasti yang mengatur soal keretakan koalisi.

Sementara itu, Wakil Sekretaris Jenderal DPP PDI-P Achmad Basarah mengakui memang tidak ada aturan yang mengatur soal paket koalisi yang retak di tengah jalan dalam hal pemilihan gubernur dan wakil gubernur. Namun, dia menyebut komposisi gubernur dan wakil gubernur harus sesuai dengan komposisi koalisi saat pasangan itu didaftarkan ke Komisi Pemilihan Umum sejak awal.

"Jadi kalau sekarang gubernur Ahok dari Gerindra, ya wakilnya dari PDI-P. Kalau (wagub dari) Gerindra juga, tidak mencerminkan koalisi yang terdaftar di KPU dong," kata Basarah.

Untuk menghadapi konflik pemilihan wakil gubernur, Basarah menuturkan, PDI-P sudah mempersiapkan sejumlah skenario hingga kemungkinan terburuk. Saat ini, ucap dia, PDI-P di DPRD DKI Jakarta tengah mengawal pembahasan tata tertib pemilihan gubernur.

"Kalau ternyata ada upaya untuk menjegal PDI-P lagi, tatib itu akan kami gugat ke Mahkamah Agung. Kami yakin MA akan membatalkan tatib tersebut," ucap anggota Komisi III DPR itu.

Basarah mengungkapkan, semenjak pemilu presiden, PDI-P dan Partai Gerindra belum pernah menjalin komunikasi.

Desmond juga mengakui renggangnya hubungan kedua partai ini.

"Bisa jadi peristiwa bu Mega dan pak SBY terulang lagi, bisa aja kan. Tinggal kitanya mau apa nggak kayak begitu," kata Basarah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com