Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Detik-Detik Ledakan di Kapal Motor di Kepulauan Seribu

Kompas.com - 28/08/2014, 20:21 WIB
Abba Gabrillin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Korban ledakan Kapal Motor Paus milik Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Maskur (35), menceritakan detik-detik saat terjadinya ledakan di perairan Kepualauan Seribu, Rabu (27/8/2014) kemarin.

Menurut Maskur, sejak kapal diberangkatkan dari Dermaga Kaliadem, di Muara Angke, Jakarta Utara, sekitar pukul 08.30, para penumpang sudah mencium aroma bahan bakar minyak yang cukup menyengat.

"Awalnya saya dan beberapa penumpang memang mencium bau bensin sejak berangkat dari Kaliadem," ujar Maskur, saat ditemui di ruang rawat inap RSUD Koja, Jakarta Utara, Kamis (28/8/2014).

Maskur mengatakan, sebelum terjadi ledakan, cuaca di atas perairan Kepulauan Seribu cukup cerah. Namun, menurut Maskur, keadaan ombak laut saat itu cukup tinggi. "Memang ombaknya lumayan tinggi, kapal bergoyang cukup kuat," kata Maskur.

Sekitar pukul 10.30, setelah kapal meninggalkan dermaga di Pulau Pari, terjadi tiga kali ledakan yang sangat kuat dari bagian bawah kabin penumpang. Menurut Maskur, ledakan pertama terjadi di bagian depan kapal, bagian tengah, lalu bagian belakang kapal.

"Ledakannya kuat sekali, tapi tidak ada kobaran api merah menyala. Hanya bentuknya seperti api biru yang terbawa gas ke udara," ujar Maskur.

Akibat ledakan tersebut, sebagian tubuh penumpang menderita luka bakar. Seketika suasana mencekam terjadi di kabin penunpang. Sebagian besar penumpang yang panik, berkumpul di bagian belakang kapal. Menyadari kejadian tersebut dapat membahayakan nyawanya, Maskur kemudian bergegas menuju bagian depan kapal untuk mendapatkan pelampung.

"Saya kan nggak bisa berenang, jadi saya panik, buru-buru cari pelampung. Tapi hampir semua pelampung sudah rusak akibat ledakan," ujar Maskur.

Beberapa saat seusai ledakan, para penumpang yang berada di kabin penumpang berpindah ke bagian kapal paling atas, yaitu di dekat ruang nahkoda kapal. "Karena takut, semua penumpang berkumpul di atas, dekat nahkoda, baru setelah kira-kira satu jam, kapal bantuan tiba untuk mengevakuasi penumpang," kata Maskur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com