Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waduk Brigif Mangkrak Jadi Tempat Bermain Anak-anak

Kompas.com - 31/08/2014, 14:50 WIB
Laila Rahmawati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dua kubangan air berdiameter antara 15-20 meter yang dipisahkan oleh sebuah jalan kecil beraspal itu tampak sepi dari sentuhan tangan pekerja ataupun alat berat. Hanya ada satu buah bulldozer di salah satu kubangan tersebut.

Tak jauh dari situ, sebuah bangunan kecil yang mirip pos tampak berdiri di atas tanah lahan yang berwarna kemerah-merahan. Dua kubangan yang terletak di RT 3 RW 1 Kelurahan Cipedak, Jagakarsa, Jakarta Selatan, itu adalah cikal bakal Waduk Brigif.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah memulai proyek pembangunan waduk tersebut pada April lalu. Rencananya, waduk akan selesai pada November 2014. "Itu lokasinya di sana, tapi belum jadi waduknya. Ngapain ke sana? Jadinya masih bertahun-tahun lagi itu," kata Satiyah, warga Jalan Sawo, Cipedak, yang tinggal tak jauh dari lokasi waduk, Minggu (31/8/2014).

Memasuki bulan keempat pengerjaannya, waduk yang rencananya akan memiliki luas 10,3 hektar tersebut masih hanya sebatas dua kubangan tersebut. Tak ada hiruk pikuk di sana, kecuali sekelompok anak-anak yang bermain di tepi kubangan.

Bosan mengubek-ubek air waduk, mereka pun bermain kejar-kejaran di atas lahan pengerjaan waduk. "Enak, tempatnya gede (luas) buat main. Pulang sekolah, libur, main di sini terus," kata Randy, siswa kelas 3 SD yang tinggal di Jalan Sawo, Cipedak, tak jauh pula dari waduk.

Randy mengaku, dulunya lahan tersebut adalah sawah sehingga ia dan kawan-kawan sepermainannya jarang bermain di sawah tersebut. Mereka pun mengaku sudah terbiasa dengan teriknya matahari di atas lahan gersang tersebut.

Di luar lahan pengerjaan proyek Waduk Brigif, pepohonan dan kebun masih banyak ditemukan. Letak lahan waduk pun berada di daerah turunan, semacam lembah. Di dataran yang lebih tinggi, rumah warga tampak berjajar berdampingan dengan pepohonan.

Jalan kecil beraspal yang melintas di atas lahan itu dapat menghubungkan Cipedak dengan Cinere. Tak lupa, ada Sungai Krukut yang mengalir di sebelah barat lahan tersebut. Di lahan waduk yang masih ditinggali warga, tepatnya di RT 2 RW 1, tak ada terlihat aktivitas pengerjaan proyek waduk.

Warga pun mengaku baru diukur rumahnya oleh panitia pembebasan lahan, tetapi belum diajak berbicara terkait ganti kerugian pembebasan lahan mereka. "Belum diapa-apain, baru diukur aja rumahnya kemarin pas sebelum puasa. Kita sih pengennya secepetnya karena banjir makin parah sejak dikeduk (pembangunan waduk)," kata Marni, warga RT 2 RW 1 Cipedak, Jagakarsa.

Sebelumnya diberitakan, Pemprov DKI Jakarta membangun satu waduk di Cipedak, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Waduk seluas 10,3 hektar itu diharapkan mampu mengurangi banjir di Kemang, Petogogan, Bendungan Hilir, dan Mampang.

Gubernur DKI Joko Widodo telah meresmikan pembangunan waduk tersebut pada 24 April 2014. Selain sebagai tempat penampungan air dari Kali Krukut, waduk tersebut juga berfungsi sebagai ruang terbuka hijau dan fungsi sosial warga. Waduk tersebut akan dilengkapi taman, jogging track, tempat bermain anak, dan fasilitas lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com