"Saya tidak akan masuk PDI-P juga," kata Basuki singkat, di Balaikota Jakarta, Rabu (10/9/2014).
Pria yang kini menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta itu akan membuktikan kepada masyarakat Indonesia bahwa seseorang dapat menjadi pemimpin tanpa bantuan partai politik. Menurut dia, jauh lebih penting, seorang kepala daerah mendapat dukungan rakyat daripada dukungan anggota legislatif sehingga, lanjut dia, lebih baik kepala daerah tetap dipilih secara langsung oleh rakyat daripada oleh DPRD.
Apabila seorang kepala daerah dipilih dan diberhentikan oleh DPRD, kepala daerah hanya akan dijadikan sebagai "sapi perah" oleh anggota DPRD. Mantan kader Partai Golkar itu mengaku bingung dengan keputusan Partai Gerindra yang sudah melenceng dari visi awal, membela kepentingan rakyat.
Saat Pilkada DKI 2012 lalu, Partai Gerindra sangat bangga akan kemenangan pasangan Jokowi-Basuki. Kemenangan itu dianggap sebagai sebuah kebanggaan karena merupakan kemenangan masyarakat Jakarta, bukan kemenangan mayoritas partai pendukung. Pasangan Jokowi-Basuki hanya didukung oleh dua partai politik, yakni PDI-P dan Gerindra.
"Makanya, kalau kepala daerah dipilih DPRD, Pilkada 2017 mungkin saya enggak bisa ikutan lagi, karena pasangan independen tidak mungkin dipilih DPRD. Saya akan buktikan, tanpa partai pun, kepala daerah ini hanya bertanggung jawab kepada rakyat, bukan DPRD. Saya bisa tetap menjalankan program kesejahteraan rakyat Jakarta," ujar Basuki.
Sebelumnya, presiden terpilih Joko Widodo menyatakan siap menerima Basuki yang bakal keluar dari Partai Gerindra jika revisi RUU Pilkada disahkan. "Nanti kalau benar RUU itu benar-benar disahkan, saya dapat teman," kata Jokowi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.