Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Uji Urine, 34 Polisi di Jakarta Barat Kedapatan Konsumsi Sabu dan "Happy Five"

Kompas.com - 11/09/2014, 20:17 WIB
Windoro Adi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Sebanyak 34 polisi di wilayah Polres Metro Jakarta Barat kedapatan positif mengonsumsi sabu dan happy five. Sebagian besar dari mereka adalah personel yang ikut dalam operasi penutupan Kampung Ambon sebagai pasar sabu terbesar di Jakarta. Kampung Ambon kini berubah nama menjadi Kampung Permata.

"Mereka bukan bandar atau pengedar. Mereka adalah korban. Oleh karena itu ke-34 anggota tersebut kini sedang kami rehabilitasi. Mereka seperti sebatang sapu yang kotor karena menyapu tempat kotor. Agar tetap efektif menyapu tempat yang kotor, mereka harus kami bersihkan kembali," ungkap Kapolres Metro Jakbar, Komisaris Besar Fadil Imran saat dihubungi, Kamis (11/4/2014).

Pembersihan personel, kata dia, diawali dengan uji urine seluruh personel Polres Metro Jakbar, diikuti pemeriksaan seluruh personel Polsek Metro.

"Hari ini, Kamis, adalah hari pertama pemeriksaan jajaran Polsek Metro. Yang diperiksa pada hari pertama ini adalah tiga personel di Polsek Metro Kalideres, Cengkareng, Cakung, dan Kebon Jeruk," tambah Kasubag Humas Polres Metro Jakarta Barat, Komisaris Herru Julianto.

Program ini, lanjut Herru, sudah berlangsung sejak sebulan lalu. Saat uji urine pertama, sebanyak 30 anggota positif mengonsumsi sabu dan happy five. Hari ini, Kamis, terdapat empat anggota lain positif mengonsumsi sabu. Sebagian besar mereka berpangkat bintara, brigadir, dan ajun inspektur dua.

Rehabilitasi

Fadil menjelaskan, mereka yang telah menjalani uji urine dan positif mengonsumsi Narkoba, akan menjalani program rehabilitasi selama tiga bulan.

"Pada bulan pertama mereka akan menjalani berbagai kegiatan olahraga dan agama untuk memulihkan kondisi psikis dan fisik mereka. Kami sudah menyiapkan tim dokter dan psikolog mendampingi proses pemulihan mereka," kata Fadil.

Setelah dua bulan, lanjutnya, uji urine akan kembali dilakukan. Jika masih positif, mereka akan dibawa ke pusat rehabilitasi untuk dirawat lebih intensif selama sebulan. Setelah itu, akan ada lagi uji urien. Jika masih positif,  yang bersangkutan akan dikenai sanksi ringan hingga sanksi berat berupa pemecatan.

"Saya berharap proses rehabilitasi ini sukses mengembalikan mereka ke tempat kerja masing-masing dengan kondisi fisik dan psikis lebih baik," tutur Fadil.

Tepat

Mengomentari hal ini, Kriminolog UI, Kisnu Widagso sudah menganggap tepat sikap terbuka Fadil dan kebijakan yang diambil.

"Tetapi seharusnya setelah dinyatakan positif, anggota yang sudah kecanduan berat dan anggota yang baru belakangan mengonsumsi Narkoba, dipisahkan," ujar dia.

Menurut Kisnu, mereka yang sudah kecanduan berat harus segera masuk pusat rehabilitasi. Sebab, proses penyembuhan mereka yang sudah kecanduan berat, akan lebih rumit dan lama. Perlu ada pendampingan rutin dokter, psikolog dan kegiatan konseling.

Kampung Ambon

Kasat Narkoba Polres Metro Jakbar, Ajun Komisaris Besar Gembong Yudha mengatakan, perang narkoba besar-besaran di Kampung Ambon berlangsung sejak Mei 2012 sampai Maret 2013.

Karamnya pasar narkoba di sana ditandai dengan ditutupnya Lapak Mangga milik bandar besar Morison Emanuel Yunus alias Ison (45) pada 16 Maret 2013. Lapak Mangga adalah salah satu rumah madat di Kampung Ambon.
Morison ditangkap pada 22 September 2013, atau sebulan setelah Lapak Mangga ditutup. Ia ditangkap di rumahnya, di Perumahan Harvest, Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pasar Jambu Dua Bogor Akan Beroperasi Kembali Akhir Juli 2024

Pasar Jambu Dua Bogor Akan Beroperasi Kembali Akhir Juli 2024

Megapolitan
PPDB SD Jakarta 2024: Kuota, Seleksi, Jalur dan Jadwalnya

PPDB SD Jakarta 2024: Kuota, Seleksi, Jalur dan Jadwalnya

Megapolitan
Larang Bisnis 'Numpang' KK Dalam Pendaftaran PPDB, Disdik DKI: Kalau Ada, Laporkan!

Larang Bisnis "Numpang" KK Dalam Pendaftaran PPDB, Disdik DKI: Kalau Ada, Laporkan!

Megapolitan
Anak-anak Rawan Jadi Korban Kekerasan Seksual, Komnas PA : Edukasi Anak Sejak Dini Cara Minta Tolong

Anak-anak Rawan Jadi Korban Kekerasan Seksual, Komnas PA : Edukasi Anak Sejak Dini Cara Minta Tolong

Megapolitan
Ditipu Oknum Polisi, Petani di Subang Bayar Rp 598 Juta agar Anaknya Jadi Polwan

Ditipu Oknum Polisi, Petani di Subang Bayar Rp 598 Juta agar Anaknya Jadi Polwan

Megapolitan
Polisi Periksa Selebgram Zoe Levana Terkait Terobos Jalur Transjakarta

Polisi Periksa Selebgram Zoe Levana Terkait Terobos Jalur Transjakarta

Megapolitan
Polisi Temukan Markas Gangster yang Bacok Remaja di Depok

Polisi Temukan Markas Gangster yang Bacok Remaja di Depok

Megapolitan
Polisi Periksa General Affair Indonesia Flying Club Terkait Pesawat Jatuh di Tangsel

Polisi Periksa General Affair Indonesia Flying Club Terkait Pesawat Jatuh di Tangsel

Megapolitan
Progres Revitalisasi Pasar Jambu Dua Mencapai 90 Persen, Bisa Difungsikan 2 Bulan Lagi

Progres Revitalisasi Pasar Jambu Dua Mencapai 90 Persen, Bisa Difungsikan 2 Bulan Lagi

Megapolitan
Pemerkosa Remaja di Tangsel Mundur dari Staf Kelurahan, Camat: Dia Kena Sanksi Sosial

Pemerkosa Remaja di Tangsel Mundur dari Staf Kelurahan, Camat: Dia Kena Sanksi Sosial

Megapolitan
Tersangka Pembacokan di Cimanggis Depok Pernah Ditahan atas Kepemilikan Sajam

Tersangka Pembacokan di Cimanggis Depok Pernah Ditahan atas Kepemilikan Sajam

Megapolitan
Kasus DBD 2024 di Tangsel Mencapai 461, Dinkes Pastikan Tak Ada Kematian

Kasus DBD 2024 di Tangsel Mencapai 461, Dinkes Pastikan Tak Ada Kematian

Megapolitan
Selebgram Zoe Levana Terobos dan Terjebak di 'Busway', Polisi Masih Selidiki

Selebgram Zoe Levana Terobos dan Terjebak di "Busway", Polisi Masih Selidiki

Megapolitan
Terobos Busway lalu Terjebak, Selebgram Zoe Levana Bakal Diperiksa

Terobos Busway lalu Terjebak, Selebgram Zoe Levana Bakal Diperiksa

Megapolitan
Sulitnya Ungkap Identitas Penusuk Noven di Bogor, Polisi: Pelaku di Bawah Umur, Belum Rekam E-KTP

Sulitnya Ungkap Identitas Penusuk Noven di Bogor, Polisi: Pelaku di Bawah Umur, Belum Rekam E-KTP

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com