Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanda Tangan Ahok dan Ridwan Kamil Mirip, Ini "Cara Bacanya"...

Kompas.com - 12/09/2014, 19:25 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Dua tanda tangan tokoh publik muncul dalam dua hari berturut-turut di media massa. Kedua tanda tangan itu pun menarik perhatian para pakar pembaca tulisan tangan.

Dua tanda tangan itu adalah milik Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil. Kedua tanda tangan muncul terkait isu penolakan wacana mengembalikan pemilihan kepala daerah ke DPRD.

Tanda tangan Basuki muncul saat dia menyatakan mengundurkan diri dari Partai Gerindra, Rabu (10/9/2014). Adapun tanda tangan Ridwan muncul pada Kamis (11/9/2014), saat dia menyatakan dukungan atas gerakan menolak wacana itu.

"Tanda tangan kedua orang itu serupa," kata grafolog Deborah Dewi, Jumat (12/9/2014). Menurut dia, ada perbedaan minor, tetapi kesamaannya cukup besar. "Sebuah kejutan yang menarik karena kemiripan tanda tangan adalah hal yang cukup jarang terjadi."

"Arti" tanda tangan Ahok dan Ridwan

Menurut Deborah, tanda tangan Basuki dan Ridwan punya tiga kemiripan. "Yaitu right slant, sharp, dan point upward," sebut dia.

Kecenderungan arah condong tanda tangan kedua pemimpin muda itu, kata Deborah, memperlihatkan mereka punya dorongan yang sama untuk menampilkan diri ke hadapan publik sebagai sosok yang hangat dan terbuka.

Tanda tangan Basuki dan Ridwan, ujar Deborah, memperlihatkan pula bahwa kedua orang itu tak punya kesulitan yang berarti untuk mengungkapkan pokok pikiran mereka. Goresan penanda diri itu menunjukkan pula bahwa Basuki dan Ridwan adalah orang yang optimistis dan cerdas.

"Kemiripan pola tanda tangan mereka dimiliki pula oleh Donald Trump, tokoh bisnis terkemuka," imbuh Deborah. Bedanya, arah kemiringan tanda tangan Trump lebih vertikal. 

Beda arah tanda tangan Trump itu, imbuh Deborah, memperlihatkan sikap yang lebih dingin dalam membawa diri, tak seramah orang-orang bertanda tangan dengan arah condong ke kanan seperti Basuki dan Ridwan.

Meski demikian, Deborah mengingatkan, analisis tanda tangan tanpa sampel tulisan tangan yang lebih komprehensif tak bisa menjadi rujukan gambaran lengkap karakter seseorang. "Itu karena pada umumnya tanda tangan dan tulisan tangan itu berbeda," ujar Deborah.

Memaknai tanda tangan

Deborah mengatakan, tanda tangan dan tulisan tangan merupakan hasil grafis dari kerja otak. "Bukan (hanya hasil kerja) tangan," kata dia. Sebagai pembanding, dia memperlihatkan hasil tulisan tangan dari orang yang sama, tetapi dibuat sebelum dan sesudah kecelakaan yang mencederai otak.

"Tulisan dan tanda tangan merupakan manifestasi brainwriting," sebut Deborah. Keduanya sekaligus memproyeksikan kondisi otak dan pikiran.

Tanda tangan, ujar Deborah, juga tak bisa menjadi instrumen tunggal untuk menganalisis karakter. Menurut dia, butuh sampel lain tulisan yang lebih komprehensif untuk mendapatkan gambaran utuh tentang seseorang.

"Namun, tetap ada hal yang bisa dicermati dari sebuah spesimen tanda tangan," ujar Deborah. Bila tulisan cenderung dibuat secara "tanpa sadar", ujar dia, tanda tangan pada umumnya dibuat dengan sangat sadar. Bahkan, ada orang yang secara khusus berlatih tanda tangan. "Tanda tangan menggambarkan bagaimana orang ingin dilihat oleh publik," tekan dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Megapolitan
Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Megapolitan
'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com