Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Gusuran Pluit: Pemerintah Mementingkan Pohon daripada Manusia

Kompas.com - 29/09/2014, 15:26 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Warga bantaran Kali Karang, Kelurahan Pluit, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, merasa kecewa terhadap Pemprov DKI menyusul adanya pembongkaran tempat tinggal mereka.

Warga kecewa karena pembongkaran dilakukan tanpa adanya ganti rugi untuk bangunan yang digusur. "Sampai sekarang, belum ada kejelasan mengenai ganti rugi. Kami mau cari tempat tinggal lain mengontrak, tapi enggak ada duit," kata Sarmuni (29), warga RT 05 RW 14, di lokasi penertiban, Senin (29/9/2014).

Sarmuni mengaku kecewa karena pembongkaran dilakukan mendadak. Menurut dia, sejak tinggal 15 tahun di bantaran Kali Karang, tidak ada langkah pencegahan atau larangan dari pemerintah supaya lahan itu tidak diduduki. [Baca: Permukiman Liar di Kali Karang Dibongkar]

"Sekarang baru ada pembongkaran-pembongkaran," ujar pria yang bekerja sebagai pemulung ini. Sosialisasi antar-warga setempat dengan Kelurahan Pluit pada bulan ini dinilai warga tidak mewakili aspirasi mereka. Tidak ada pembicaraan ganti rugi yang diberikan.

Upaya lanjutan masih dilakukan melalui perwakilan warga. "Ketua perkumpulan kami lagi usahakan, apa direlokasi atau ganti rugi nanti," ujarnya.

Selain kecewa tak ada ganti rugi, Sarmuni juga mencari nafkah di sana. Di Kali Karang, dia bekerja menjadi pemulung di tempat pengumpulan barang bekas dengan penghasilan Rp 50.000 per hari.

Dengan normalisasi ini, dia belum tahu akan pindah dan mencari tempat tinggal di mana. Padahal, dia memiliki dua orang anak dan seorang istri yang mesti dinafkahi.

Pundi (38), warga bantaran Kali Karang di RT 05 RW 14 lainnya, mengatakan hal senada. Ia bersama warga lain akan bertahan setelah pembongkaran. Mereka berharap ada solusi dari penggusuran ini.

"Pemerintah yang baru ini penindasan. Main bongkar saja. Enggak ada ganti rugi. Katanya untuk penghijauan. Jadi, pemerintah sekarang itu mementingkan pohon daripada manusia," ujarnya.

Untuk diketahui, normalisasi dilakukan di sisi timur Kali Karang dengan panjang kurang lebih 2 kilometer. Di atas bantaran sepanjang itu, sekitar 300 lebih keluarga terkena dampak normalisasi.

Penertiban ini dilakukan untuk mengembalikan fungsi bantaran kali ke seperti semula. Lahan itu akan diubah menjadi jalan inspeksi. Sisi bantaran kali akan dibangun turap baru yang lebih tinggi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com