Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seto: Korban Pencabulan di JIS Alami Trauma karena Tindakan Asusila

Kompas.com - 13/10/2014, 15:00 WIB
Christina Andhika Setyanti

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Seto Mulyadi, pemerhati dan psikolog anak, yakin AK, korban kekerasan seksual di Jakarta Internasional School (JIS), benar-benar mengalami trauma psikologis.
 
"Iya saya menyimpulkan bahwa memang kasus itu (kekerasan seksual) ada dan terjadi. Anak trauma itu bukan rekayasa," ujar Seto seusai menjadi saksi di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (13/10/2014).
 
Kesimpulan ini diperolehnya dari dari gerak-gerik dan ekspresi wajah AK selama 3-4 kali pertemuan untuk terapi yang dilakukannya.

Tanda-tanda AK yang diindikasikan trauma, antara lain, keengganan MAK memakai celana dalam, sering melamun dan tercenung setiap kali diberi pertanyaan menjurus, gugup, dan minta terus ditemani.
 
"Ini indikasi kalau anak punya pengalaman traumatik yang dahsyat," ujar Seto yang menggunakan kemeja batik coklat dengan celana panjang hitam ini.
 
Sekalipun membenarkan bahwa anak mengalami trauma akibat perbuatan tersebut, ia menegaskan bahwa hal ini tidak menyimpulkan atau mengarah kepada siapa pelakunya.
 
"Anak trauma itu benar, tapi kalau pelakunya siapa saya tidak tahu karena pembahasan kami dalam sesi terapi belum sampai ke situ," papar Seto.

"Mungkin butuh terapi sampai 15-20 kali," lanjut dia.
 
Ketika disinggung bahwa AK sendirilah yang menunjuk pelakunya lewat foto-foto, Seto mengaku tak bisa memberi kesimpulan. "Saya tidak bisa menyimpulkan karena saya tidak melihat ekspresinya saat menunjuk foto itu," ujarnya.
 
Seto hadir di pengadilan sebagai saksi untuk kasus kekerasan seksual yang terjadi di JIS. Namun, ia mengatakan bahwa kehadirannya adalah sebagai saksi fakta dan sesekali sebagai saksi ahli. Sidang untuk mendengarkan kesaksian Seto ini digelar tertutup dan berlangsung selama sekitar 1,5 jam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PDI-P Usung Sekda Supian Suri Jadi Bakal Calon Wali Kota Depok

PDI-P Usung Sekda Supian Suri Jadi Bakal Calon Wali Kota Depok

Megapolitan
Antisipasi Kebakaran Meluas, Wali Kota Jaksel Imbau Warga Punya APAR di Rumah

Antisipasi Kebakaran Meluas, Wali Kota Jaksel Imbau Warga Punya APAR di Rumah

Megapolitan
Warga Temukan Granat Aktif Tertutup Coran Semen di Area Pemancingan Dekat Ancol

Warga Temukan Granat Aktif Tertutup Coran Semen di Area Pemancingan Dekat Ancol

Megapolitan
Truk Trailer Tabrak Pengendara Motor di Koja, Korban Terluka di Paha

Truk Trailer Tabrak Pengendara Motor di Koja, Korban Terluka di Paha

Megapolitan
Tak Ada Bukti dan Korban, Tukang Tambal Ban yang Digeruduk Ojol Tak Diusut Polisi

Tak Ada Bukti dan Korban, Tukang Tambal Ban yang Digeruduk Ojol Tak Diusut Polisi

Megapolitan
Atasi Masalah Sampah, Pemkot Jaksel Bakal Bangun TPS 3R di Lokbin Pasar Minggu

Atasi Masalah Sampah, Pemkot Jaksel Bakal Bangun TPS 3R di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 14 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 14 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Tukang Soto Terlibat Pembunuhan Pria Dalam Sarung di Pamulang karena Tak Boleh Utang Rokok

Tukang Soto Terlibat Pembunuhan Pria Dalam Sarung di Pamulang karena Tak Boleh Utang Rokok

Megapolitan
Tukang Soto Juga Jadi Tersangka Pembunuhan Pria Dalam Sarung di Pamulang

Tukang Soto Juga Jadi Tersangka Pembunuhan Pria Dalam Sarung di Pamulang

Megapolitan
Jadwal dan Daftar Kereta Api Tambahan 16-31 Mei 2024

Jadwal dan Daftar Kereta Api Tambahan 16-31 Mei 2024

Megapolitan
Putar Otak Jukir Liar Setelah Dilarang, Ingin Jadi Tukang Servis AC hingga Kerja di Warung

Putar Otak Jukir Liar Setelah Dilarang, Ingin Jadi Tukang Servis AC hingga Kerja di Warung

Megapolitan
Pelajar Depok Nyalakan Lilin dan Doa Bersama di Jembatan GDC untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga

Pelajar Depok Nyalakan Lilin dan Doa Bersama di Jembatan GDC untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga

Megapolitan
FA Curi dan Sembunyikan Golok Tukang Kelapa untuk Bunuh Pamannya di Tangsel

FA Curi dan Sembunyikan Golok Tukang Kelapa untuk Bunuh Pamannya di Tangsel

Megapolitan
Bentuk Tim Lintas Jaya untuk Tertibkan Juru Parkir Liar, Kadishub DKI: Terdiri dari Polisi, TNI, sampai Kejaksaan

Bentuk Tim Lintas Jaya untuk Tertibkan Juru Parkir Liar, Kadishub DKI: Terdiri dari Polisi, TNI, sampai Kejaksaan

Megapolitan
Korban Kecelakaan Bus di Subang Bakal Diberi Pendampingan Psikologis untuk Hilangkan Trauma

Korban Kecelakaan Bus di Subang Bakal Diberi Pendampingan Psikologis untuk Hilangkan Trauma

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com