Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panti Asuhan Hati Suci Luncurkan Biografi Lie Tjian Tjoen

Kompas.com - 26/10/2014, 21:47 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Panti asuhan Hati Suci merayakan 100 tahun perjalanannya melindungi anak-anak dan perempuan di Indonesia dengan meluncurkan buku biografi pendiri Hati Suci, Lie Tjian Tjoen. Buku itu berjudul "Ny. Lie Tjian Tjoen: Mendahului Sang Waktu".

Direktur Panti Asuhan Hati Suci Fransisca Setiati menjelaskan, awalnya panti asuhan ini merupakan tempat perlindungan bagi pekerja seks komersial (PSK) Indonesia pada zaman penjajahan Belanda. Lambat laun, Hati Suci menjadi tempat berlindung anak-anak yang ditelantarkan maupun dititipkan oleh orang tuanya.

"Tepat satu abad yang lalu, Ibu Lie Tjian Tjoen dengan gigih melawan penculik dan penyelundup perempuan dengan menempatkan para korban di sebuah rumah yang diberi nama Ati Soetji. Empat tahun kemudian, pada tahun 1918 Ati Soetji berkembang jadi panti asuhan khusus perempuan akibat banyaknya anak kehilangan orang tua yang tak mampu merawat mereka," kata Fransisca, di panti asuhan Hati Suci, Kampung Bali, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Minggu (26/10/2014).

Dedikasi Lie dalam pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak mendapat apresiasi ketika pada tahun 1937, Lie diundang ke Liga Bangsa-Bangsa di Bandung untuk menceritakan pengalamannya tentang perdagangan perempuan. Ia pun menerima bintang kehormatan Ridder in de Orde van Oranje Nessau dari pemerintah Belanda.

Peringatan satu abad ini sekaligus menjadi momentum bagi seluruh pihak untuk meneladani perjuangan Lie Tjian Tjoen. Dia pun berharap lebih banyak pihak yang turut membantu dan memperhatikan anak-anak terlantar.

"Kami ingin momen 100 tahun ini menghadirkan kembali semangat perjuangan Ibu Lie. Kami harap buku biografi ini mampu menginspirasi masyarakat luas dan menghapuskan ketelantaran anak Indonesia," kata Fransisca.

Sementara itu cucu Lie Tjian Tjoen, Gunawan Lie mengatakan, dalam perjuangan Lie Tjian Tjoen dalam membela hak perempuan dan anak-anak, tak jarang membahayakan nyawanya. Selain merawat dan membina perempuan serta anak-anak terlantar, Lie secara aktif mengajarkan putra putri dan cucunya untuk turut serta dalam kegiatan sosial Hati Suci. Jiwa sosial yang kuat dari Lie itu pula yang membuat panti asuhan Hati Suci terus berdiri hingga sekarang.

"Sekarang kami akan memperkuat komitmen ibu dalam memberikan 10 hak anak, yakni hak bermain, mendapatkan nama, persamaan, memiliki kewarganegaraan, perlindungan, mendapat makanan, pendidikan, kesehatan, rekreasi, peran dan keterlibatan pembangunan negara," kata Gunawan.

Pada kesempatan peluncuran buku ini, turut diberikan sejumlah buku secara simbolis kepada Ketua Perempuan INTI Nancy Widjaya, Sucipto Nagaria, cucu Lie Tjian Tjoen (pendiri Hati Suci), dan Stella Setiadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Adik Kelas Korban Kecelakaan Bus di Subang Datangi SMK Lingga Kencana: Mereka Teman Main Kami Juga

Adik Kelas Korban Kecelakaan Bus di Subang Datangi SMK Lingga Kencana: Mereka Teman Main Kami Juga

Megapolitan
Orangtua Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang Mendatangi SMK Lingga Kencana

Orangtua Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang Mendatangi SMK Lingga Kencana

Megapolitan
Datangi Sekolah, Keluarga Korban Kecelakaan Maut di Ciater: Saya Masih Lemas...

Datangi Sekolah, Keluarga Korban Kecelakaan Maut di Ciater: Saya Masih Lemas...

Megapolitan
Soal Peluang Usung Anies di Pilkada, PDI-P: Calon dari PKS Sebenarnya Lebih Menjual

Soal Peluang Usung Anies di Pilkada, PDI-P: Calon dari PKS Sebenarnya Lebih Menjual

Megapolitan
Polisi Depok Jemput Warganya yang Jadi Korban Kecelakaan Bus di Ciater

Polisi Depok Jemput Warganya yang Jadi Korban Kecelakaan Bus di Ciater

Megapolitan
Warga Sebut Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Dalam Sarung Terdengar Pukul 05.00 WIB

Warga Sebut Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Dalam Sarung Terdengar Pukul 05.00 WIB

Megapolitan
Pria Dalam Sarung di Pamulang Diduga Belum Lama Tewas Saat Ditemukan

Pria Dalam Sarung di Pamulang Diduga Belum Lama Tewas Saat Ditemukan

Megapolitan
Penampakan Lokasi Penemuan Mayat Pria dalam Sarung di Pamulang Tangsel

Penampakan Lokasi Penemuan Mayat Pria dalam Sarung di Pamulang Tangsel

Megapolitan
Warga Sebut Ada Benda Serupa Jimat pada Mayat Dalam Sarung di Pamulang

Warga Sebut Ada Benda Serupa Jimat pada Mayat Dalam Sarung di Pamulang

Megapolitan
Soal Duet Anies-Ahok di Pilkada DKI, PDI-P: Karakter Keduanya Kuat, Siapa yang Mau Jadi Wakil Gubernur?

Soal Duet Anies-Ahok di Pilkada DKI, PDI-P: Karakter Keduanya Kuat, Siapa yang Mau Jadi Wakil Gubernur?

Megapolitan
Warga Dengar Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Pria Dalam Sarung di Pamulang

Warga Dengar Suara Mobil di Sekitar Lokasi Penemuan Mayat Pria Dalam Sarung di Pamulang

Megapolitan
Bungkamnya Epy Kusnandar Setelah Ditangkap Polisi karena Narkoba

Bungkamnya Epy Kusnandar Setelah Ditangkap Polisi karena Narkoba

Megapolitan
Polisi Cari Tahu Alasan Epy Kusnandar Konsumsi Narkoba

Polisi Cari Tahu Alasan Epy Kusnandar Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Epy Kusnandar Terlihat Linglung Usai Tes Kesehatan, Polisi: Sudah dalam Kondisi Sehat

Epy Kusnandar Terlihat Linglung Usai Tes Kesehatan, Polisi: Sudah dalam Kondisi Sehat

Megapolitan
Usai Tes Kesehatan, Epy Kusnandar Bungkam Saat Dicecar Pertanyaan Awak Media

Usai Tes Kesehatan, Epy Kusnandar Bungkam Saat Dicecar Pertanyaan Awak Media

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com