Humas PT KAI Commuter Jabodetabek, Eva Chairunisa mengatakan, KRL memiliki sistem yang berbeda dengan kereta jarak menengah dan jauh. Karena itu, sistem refund (penguangan kembali) biaya perjalanan pun berbeda.
"KRL itu kan tidak ada nomor tiket, maka refund-nya tidak bisa seperti kereta jarak menengah dan jauh. Apalagi bentuk pembayaran KRL menggunakan sistem tapping," tutur Eva kepada Kompas.com, Rabu (5/11/2014).
Eva menjelaskan, refund sebetulnya tidak terlalu krusial. Alasannya, perjalanan KRL relatif banyak. Kalau perjalanan telat atau dibatalkan, penumpang bisa menunggu KRL selanjutnya.
Sistem free out satu jam pun masih berlaku untuk pengguna KRL. Artinya bila sebelum satu jam pengguna KRL memutuskan untuk tidak jadi menggunakan moda transportasi tersebut, maka ia dapat keluar dari stasiun dengan sistem tapping tanpa dikenai biaya.
Namun bila perjalanan kereta benar-benar dibatalkan dan waktu pengguna KRL di stasiun sudah lebih dari jam, maka sistem refund-nya bisa dilakukan di loket.
Sementara itu, lanjut Eva, sistem refund yang dilakukan saat sudah terjadi perjalanan sedikit berbeda. Bila perjalanan KRL berhenti di tengah jalan akibat gangguan teknis ataupun rel yang tak dapat dilalui, maka penumpang diturunkan di stasiun terdekat.
"Kalau itu bukan stasiun tujuannya, maka pemilik tiket harian berjaminan (THB) akan mendapatkan refund full, sementara pemilik kartu multi trip (KMT) saldonya dipotong sesuai dengan jumlah stasiun yang sudah dilewati," papar Eva.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.