Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiga Wakil Ketua DPRD DKI Naikkan "Tensi" Rapim soal Pelantikan Ahok

Kompas.com - 13/11/2014, 18:15 WIB
Adysta Pravitra Restu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — DPRD DKI Jakarta, Kamis (13/11/2014), menggelar rapat pimpinan untuk mempersiapkan pelantikan Basuki Tjahaja Purnama menjadi gubernur definitif DKI. Rapat berlangsung tak lebih dari 30 menit, tetapi "tensi" sempat meninggi.

Rapat tersebut dibuka dan dipimpin oleh Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi pada pukul 14.00 WIB. Surat dari Kementerian Dalam Negeri tentang pengangkatan Basuki yang akan diumumkan dalam Sidang Paripurna Istimewa DPRD DKI menjadi bagian dari pembukaan sidang oleh Prasetyo itu.

Sesudahnya, Prasetyo meminta tanggapan dari fraksi di DPRD DKI. Saat itu, sejumlah kursi di ruang sidang tersebut masih kosong. Kursi-kursi yang masih kosong itu antara lain milik Fraksi PPP dan Fraksi Partai Golkar.

Selain itu, kekosongan juga terlihat di bangku untuk Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PKS Triwisaksana, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Demokrat Ferrial Sofyan, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Gerindra M Taufik, dan Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PPP Abraham Lulung Lunggana.

Ketika rapat telah berlangsung selama 10 menit, tiga wakil Prasetyo muncul. Mereka adalah Taufik, Ferrial, dan Triwisaksana, yang semula menyatakan tak akan datang ke rapat ini. Saat itu, pandangan sudah disampaikan oleh Fraksi PKS dan Hanura, yang kemudian berlanjut dengan pandangan dari Fraksi PDI Perjuangan, PKB, Demokrat-PAN, dan Nasional Demokrat.

Sesudah semua fraksi memberikan pandangan, wakil ketua DPRD pun mulai buka suara. Guncangan pun dimulai. Taufik mengawali dengan mempertanyakan keputusan rapat pimpinan DPRD DKI untuk mengirim surat ke Mahkamah Agung untuk mendapatkan pandangan hukum soal pengangkatan Basuki.

"Ada kesepakatan harus dilakukan. Kalau sudah dilakukan, berarti clear karena ada sebagian DPRD yang meminta fatwa. Ini pertama yang harus saya pertanyakan," kata Taufik. Pertanyaan Taufik itu ditimpali Triwisaksana yang mengangkat soal dimensi hukum dan politik dalam prosedur pengangkatan Basuki menjadi gubernur DKI.

Dalam dimensi politik, kata Triwisaksana, musyawarah pimpinan DPRD dan fraksi memutuskan bahwa pimpinan DPRD akan bersama-sama berkonsultasi dengan Kementerian Dalam Negeri dan Mahkamah Agung (MA).

"Jadi, DPRD sudah sepakat melakukan konsultasi ke MA. Apa pun pendapat hukumnya, maka kita akan patuhi. Kalau sudah (ada pandangan hukum MA itu), lalu diumumkan dan dilantik, kita paripurna," papar Triwisaksana.

Ferrial memperkuat gema soal keharusan pelaksanaan putusan rapat pimpinan sebelumnya tersebut. Dia berpendapat, rapat paripurna pelantikan Basuki baru bisa dijalankan setelah keputusan soal permintaan fatwa ke MA itu ditunaikan.

"Pertama, kita layangkan surat ke MA, tanyakan masalah ini. Kedua, pimpinan Dewan, lima orang, konsul (konsultasi) ke MA dan Mendagri, tanyakan bagaimana (mekanisme pengisian kekosongan kursi gubernur DKI)," ujar Ferrial.

Menyikapi sederet pertanyaan dan tuntutan dari ketiga wakil ketua tersebut, Prasetyo menjawab, "Saya sudah konsul secara informal ke MA dan mempertanyakan apa permasalahannya. Saat ini, suratnya masih ada di saya."

Prasetyo pun mengaku sudah berniat menghubungi Ferrial, Taufik, dan Triwisaksana soal hal ini pada Rabu (5/11/2014), tetapi, menurut dia, ketiga orang tersebut tak ada di kantornya. Tak ingin terus berlarut, dia mengaku memutuskan untuk mengumumkan surat Mendagri dalam rapat paripurna, Jumat (14/11/2014).

"Saya ambil keputusan yang tegas. Hari ini saya tegaskan dan saya tutup sekaligus (bahwa pada) Jumat pukul 10.30 WIB, rapat paripurna istimewa dilaksanakan," kata Prasetyo. Dia minta maaf bila ada pimpinan DPRD DKI yang tak menyetujui keputusannya dan mempersilakan mereka yang tak puas untuk menempuh jalur hukum.

Ketukan palu, ucapan terima kasih, dan salam mengakhiri rapat ini. Namun, Ferrial yang duduk di samping kanan Prasetyo tetap angkat bicara dan menyampaikan, "Pimpinan Dewan adalah kolektif dan kolegial. Pimpinan Dewan itu ada 5 fraksi. (Ada) ketua dan wakil ketua. Saya kira semua surat pun tidak bisa ditandatangani ketua sendiri," kecam dia.

"Saya jawab, ya, Pak. Saya jawab," timpal Prasetyo seketika. Namun, belum lagi dia bersuara, seorang anggota DPRD DKI memotong. "Pak.... Pak.... Ini kan sudah ketok palu. Kalau ada urusan lain, bisa di luar," teriak Ketua Fraksi PKB DPRD DKI Jakarta Hasbiallah Irsyad.

Teriakan Hasbiallah itu pun mencegah Prasetyo menyanggah pernyataan Ferrial. Rapat selama 30 menit itu pun berakhir. Prasetyo lalu beranjak meninggalkan ruang rapat sambil mematikan mikrofon. 

Upaya protes terlihat masih akan dilakukan oleh Ferrial. Dia tampak berusaha menyampaikan protes ke Sekretaris Dewan. Namun, dialog itu pun tak lama, dan Ferrial ditinggalkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

Megapolitan
Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com