Saat peluncuran, Jokowi hanya membagikan kepada 600 keluarga sebagai percontohan. Masing-masing keluarga yang diberikan kartu mendapatkan saldo sebesar Rp 400.000. [Baca: "Kartu Sakti" Jokowi Belum Bisa Didapatkan di Jakarta]
Ternyata, dari semua penerima kartu itu, tidak semuanya menghabiskan saldo tersebut. Humas dan Protokoler PT Pos Indonesia Area IV Jakarta Atjep Djuanda, mengakui bantuan yang diberikan memang bukan dalam bentuk tunai, sehingga bisa disimpan.
"Memang justru kami sarankan untuk disisakan, sebagai tabungan. Kemarin tidak semua penerima kartu mengambil semua saldo, tetapi saya enggak ingat rinciannya," kata Atjep, Kamis (13/11/20140.
Ia mengatakan, laporan baru dapat dibuat jika program tersebut sudah benar-benar dilaksanakan. Seperti diketahui, setelah diluncurkan, secara bertahap kartu-kartu "sakti" Jokowi tersebut akan dibagikan kepada 15,5 juta keluarga kurang mampu di seluruh Indonesia.
Bantuan dengan dua cara, yaitu dalam bentuk simpanan giro pos sebanyak 14,5 juta rumah tangga melalui PT Pos Indonesia, dan 1 juta lagi dalam bentuk Mandiri e-cash melalui Bank Mandiri.
Sementara itu, untuk Kartu Indonesia Pintar (KIP), pemanfaatannya langsung dilakukan di sekolah tempat anak terdaftar. Dan KIS digunakan di puskesmas melalui sistem rujukan berjenjang yang mirip dengan program Jaminan Kesehatan Nasional yang sudah ada sebelumnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.