Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PT Transjakarta Belum Bisa Penuhi Permintaan Gubernur Ahok

Kompas.com - 23/11/2014, 12:56 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Direktur Utama PT Transportasi Jakarta Antonius NS Kosasih mengaku belum bisa memenuhi permintaan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama untuk membeli 100 unit bus tingkat. Perusahaannya baru berencana membeli 70 unit bus tingkat.

"Waktu Pak Gubernur Jokowi minta maksimal 100 unit dan Pak Ahok juga. Tapi, kita mau 70 unit dulu untuk pembelian pertama," kata Kosasih saat dihubungi di Balaikota DKI Jakarta, Minggu (23/11/2014).

PT Transportasi Jakarta akan membeli 70 unit bus tingkat pada Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (LKPP) pada Desember 2014. Namun, dalam proses pembelian, bus tidak bisa langsung dikirim karena harus menunggu produksi.

"Bulan depan kita baru beli dan tidak langsung datang. Kan harus dipesan dulu, baru diproduksi. Sistemnya tidak pernah ready stock," kata Kosasih.

Menurut dia, PT Transportasi Jakarta sudah terdaftar dalam LKPP sehingga proses pembelian lewat e-budgeting akan lebih mudah. Terlebih lagi, beberapa bus sudah terdaftar di LKPP.

"Lihat dari LKPP dan dari e-katalog LKPP. Kami enggak beli di luar karena di sana sudah standar internasional," ungkapnya.

Akhir tahun 10 unit

Wakil Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Benjamin Bukit menuturkan, pada akhir tahun 2014 ini, pengadaaan bus tingkat diprediksi paling banyak ada lima unit. Karena itu, jika ditambah dengan lima unit bus tingkat city tour, jumlah bus tingkat menjadi 10 unit.

"Bulan Desember minggu kedua, kami akan mulai memberlakukan sistem uji coba pembatasan kendaraan roda dua di Jalan MH Thamrin sampai Jalan Medan Merdeka Barat," kata Benjamin.

Dia menuturkan, penerapan pembatasan kendaraan roda dua itu berlaku selama 24 jam sehingga harus ada angkutan publik yang menampung para pengguna kendaraan roda dua.

"Kami berlakukan 24 jam dari hari Senin sampai Minggu karena pada saat pembatasan kendaraan roda dua ke depannya akan berbarengan dengan penerapan ERP," ungkapnya.

Lagi dikoordinasikan

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta Arie Budiman menuturkan, pihaknya sedang berkoordinasi dengan PT Transportasi Jakarta untuk pengambilalihan bus tingkat city tour sehingga untuk ke depannya, semua pengelolaan bus tingkat akan berada di bawah PT Transportasi Jakarta.

"Sekarang lagi kami koordinasikan bus tingkat city tour yang akan dioperasikan oleh Transjakarta," kata Arie.

Menurut dia, memang pengelolaan bus tingkat lebih cocok di bawah PT Transportasi Jakarta karena sesuai dengan keputusan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.

"Saya kira PT Transjakarta lebih kompeten dan sesuai secara fungsional lebih profesional," kata dia.

Pembelian bus tingkat ini untuk mendukung kebijakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam membatasi kendaraan roda dua dan penerapaan jalan berbayar atau electronic road pricing (ERP) di jalan protokol pada 2015 mendatang. (Bintang Pradewo)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Megapolitan
Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Megapolitan
Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Pelaku Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Pelaku Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Megapolitan
Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Megapolitan
17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

Megapolitan
Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Megapolitan
Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Megapolitan
Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Megapolitan
Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Megapolitan
Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Megapolitan
DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com