Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komisi IX DPR Sebut Sederet Janji Setelah Bertemu Buruh

Kompas.com - 26/11/2014, 21:20 WIB
Adysta Pravitra Restu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Perwakilan buruh bertemu dengan Komisi IX DPR, Rabu (26/11/2014). Meski pertemuan ini berlangsung cukup lama, ribuan buruh lain bertahan menunggu dan berunjuk rasa di depan pagar Gedung DPR, MPR, dan DPD, di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat.

Menjelang rembang petang, pertemuan rampung. Hasil pembicaraan disampaikan langsung oleh beberapa anggota Dewan dari komisi tersebut. Para anggota Dewan ini pun berbicara dari atap mobil yang sebelumnya adalah panggung orasi dari para buruh.

"Saya baru saja menerima organisasi buruh yang menyampaikan beberapa poin tentang naiknya (harga) BBM. Kenaikan ini berdampak terhadap kurangnya daya beli. Bagaimana HL (hidup layak) itu masih jauh dari harapan," kata Ketua Komisi IX DPR, Dede Yusuf, petang itu.

Kompas.com/Indra Akuntono Anggota Fraksi Partai Demokrat Dede Yusuf terpilih menjadi Ketua Komisi IX DPR.
Menurut Dede, semua perwakilan fraksi di komisinya hadir, saat mereka berbicara dengan perwakilan buruh. Satu per satu nama perwakilan fraksi di komisinya dia sebutkan. Lalu, dia mengatakan ada empat poin yang dihasilkan dari pembicaraan tersebut.

Poin pertama adalah penghargaan komisinya atas masukan KSPI atas imbas kenaikan harga BBM, termasuk terhadap upah para buruh. Dia berjanji menjadikan masukan ini sebagai bahan rapat mitra kerja komisinya.

Lalu, lanjut Dede, Komisi IX menolak tegas penggunaan tindakan represif oleh kepolisian terhadap pekerja yang menolak kenaikan harga BBM. Insiden tindakan represif ini terjadi di beberapa wilayah, antara lain di Kabupaten Bekasi, Batam, Kabupaten Bogor, dan Riau. "Ini penting," tegas dia.

Sikap Komisi IX DPR soal tindakan represif polisi itu, kata Dede, akan disampaikan juga kepada Komisi III DPR yang antara lain bermitra kerja dengan kepolisian, untuk memanggil Kapolri. "Kenapa (sikap penolakan tindakan represif) ini penting? Karena semua warga negara adalah rakyat Indonesia," tegas dia.

Meski demikian, Dede juga meminta aksi unjuk rasa juga tidak menjadi anarkitis. "Demo (itu) hak kita, tapi jalankan (demo) yang santun," kata dia.

Tolak kenaikan harga BBM

Adapun poin ketiga hasil pembicaraan, papar Dede, Komisi IX DPR menyatakan menolak kenaikan harga BBM. Menurut mereka, kenaikan harga ini memicu efek memprihatinkan khususnya kepada pekerja dan masyarakat dalam kategori ekonomi menengah ke bawah.

Kompas Cetak Ilustrasi
Sebagai poin keempat hasil pembicaraan, lanjut Dede, Komisi IX DPR akan mengagendakan rapat dengar pendapat dengan Dewan Pengupahan tingkat provinsi dari DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten. Pertemuan itu akan mengevaluasi hasil survei kebutuhan hidup layak yang merupakan dasar penentuan upah minimum.

"Jadi, itu komitmen untuk memperhatikan nasib para pekerja dan buruh. Mudah-mudahan apa yang kami lakukan sejalan," tutur Dede. Komisi IX, imbuh dia, akan meninjau kembali upah minimum untuk para pekerja ini.

Dede berharap, hasil pertemuan Komisi IX DPR dengan perwakilan buruh ini dapat membuka mata pemerintah soal keadilan dan kesejahteraan buruh. "Pemerintah perhatikan rakyat paling bawah ini! Bantu pekerja (dan) buruh (terkait) produktivitasnya. Kita tak mungkin memiliki barang produksi kalau buruhnya mogok," tegas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Megapolitan
Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Megapolitan
Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Megapolitan
Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Megapolitan
Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada 'Study Tour' ke Luar Kota

Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada "Study Tour" ke Luar Kota

Megapolitan
RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Megapolitan
KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

Megapolitan
Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Megapolitan
Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Megapolitan
Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Megapolitan
Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Megapolitan
Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Megapolitan
Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Megapolitan
Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar 'Video Call' Bareng Aipda Ambarita

Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar "Video Call" Bareng Aipda Ambarita

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com