Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Express Merasa Dirugikan dalam Kasus Perampokan oleh Taksi Putih

Kompas.com - 04/12/2014, 15:11 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Dalam beberapa hari belakangan ini, manajemen Express Group, selaku pengelola jasa transportasi taksi, merasa dirugikan atas kasus perampokan yang dilakoni oleh taksi berwarna putih. Mereka pun kembali menegaskan bahwa taksi putih yang digunakan tersangka perampokan bukan berasal dari Express.

"Sekali lagi, taksi yang dipakai merampok bukan dari Express. Setiap ada kejadian perampokan oleh taksi putih selalu diindikasikan kepada kami," kata Direktur Operasional Express Group Herwan Gozali, dalam keterangannya, Kamis (4/12/2014).

Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Organda DKI Jakarta Shafruhan Sinungan juga ikut menyayangkan kejadian tersebut. Shafruhan ikut mengomentari fenomena tersebut dan perbincangan masyarakat yang dilakukan di media massa.

Menurut dia, yang dirugikan tidak hanya taksi Express, tetapi juga moda transportasi umum secara keseluruhan. "Coba kita lihat komentar-komentar di media sosial belakangan ini, seram sekali, sangat ngeri. Mereka mengindikasikannya salah Express. Kita akan segera evaluasi transportasi umum secara menyeluruh," kata Shafruhan.

Dia pun mengimbau masyarakat agar tetap berhati-hati tetapi tidak meninggalkan transportasi umum, terutama bagi mereka yang sering menggunakan jasa transportasi umum pada malam hari.

Untuk diketahui, dalam beberapa hari belakangan, terjadi dua kali aksi perampokan di dalam taksi di wilayah hukum Polda Metro Jaya. Kedua korbannya sama-sama perempuan.

Kejadian pertama terjadi pada RW yang dirampok pada Jumat (28/11/2014) malam di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan. Sementara itu, aksi kedua menimpa seorang karyawati berinisial RP yang terjadi pada Senin (1/12/2014) sekitar pukul 19.30 WIB di kawasan Sudirman Central Business District (SCBD), masih di Jakarta Selatan.
 
Persamaan dari dua kejadian itu ialah taksi yang ditumpangi kedua korban sama-sama berwarna putih dan dari perusahaan taksi yang sama. Tidak hanya itu, modus perampokan yang dilakukan para pelaku atas dua kejadian berbeda ini juga sama.

Pelaku sudah bersembunyi di dalam bagasi mobil taksi, lalu muncul dari balik jok belakang penumpang, kemudian mengancam korban, dan mengambil harta benda. Pelaku juga menguras isi rekening milik korban di ATM.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan 'Treadmill' untuk Calon Jemaah Haji

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan "Treadmill" untuk Calon Jemaah Haji

Megapolitan
Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Megapolitan
Anggap Pendaftaran Cagub Independen DKI Formalitas, Dharma Pongrekun: Mustahil Kumpulkan 618.000 Pendukung

Anggap Pendaftaran Cagub Independen DKI Formalitas, Dharma Pongrekun: Mustahil Kumpulkan 618.000 Pendukung

Megapolitan
Resahnya Arya Naik JakLingko, Dapat Sopir Ugal-ugalan yang Tengah Diteror 'Debt Collector'

Resahnya Arya Naik JakLingko, Dapat Sopir Ugal-ugalan yang Tengah Diteror "Debt Collector"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com