Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PRT Bingung Dua Rekannya Tahan Disiksa Majikan

Kompas.com - 21/12/2014, 11:04 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.COM - Seorang pekerja rumah tangga (PRT) bernama Yani (34 tahun) di Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara akhirnya memberanikan diri untuk kabur dari rumah majikannya, Punam, karena terus-terusan disiksa. Dia heran saat melihat dua rekannya, Resti (19) dan Casti (49), yang sudah lebih lama bekerja di rumah majikannya itu tidak melakukan perlawanan sama sekali.

"Dia lihat teman-temannya kok bisa tahan seperti ini, kok diam saja? Dia lihat itu gak tahan, akhirnya berontak. Akhirnya muncul keberanian," ujar Kepala Unit Reserse Kriminal Polsek Tanjung Priok, Iptu Bhayu Vhisesha, kepada Kompas.com, Minggu (21/12/2014).

Bhayu mengatakan keberanian yang dimiliki Yani bukan untuk melawan Punam, majikannya, tetapi keberanian untuk melarikan diri. Bhayu mengatakan Yani baru bekerja di rumah Punam selama 12 hari.

Adapun Resti dan Casti sudah bekerja di sana selama 4 bulan. Penyiksaan yang didapat Yani sudah terjadi sejak hari pertama dia bekerja. Berdasarkan keterangan Yani, dia sering mendapat penganiayaan berupa pukulan dan tamparan.  Pemicunya sering kali hanya masalah sepele, seperti saat Yani, Restu, dan Casti berbuat kesalahan kecil ketika bekerja.

Selain mendapat penganiayaan, Yani, Resti, dan Casti juga tidak diberi gaji, padahal awalnya mereka dijanjikan gaji sebesar Rp 1 juta per bulan.  Ketiga pembantu itu pun jarang diberi makan.

Kini Punam telah diamankan tim kepolisian dari Polsek Tanjung Priok karena menganiaya ketiga pekerja di rumahnya itu. Punam sudah dinyatakan sebagai tersangka. Dia ditahan setelah Yani melarikan diri pada Kamis lalu dengan memecahkan kaca jendela.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Pecat Ketua RW di Kalideres, Lurah Sebut karena Suka Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin

Pecat Ketua RW di Kalideres, Lurah Sebut karena Suka Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin

Megapolitan
Sopir JakLingko Ugal-ugalan, Penumpang Bisa Melapor ke 'Call Center' dan Medsos

Sopir JakLingko Ugal-ugalan, Penumpang Bisa Melapor ke "Call Center" dan Medsos

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com