"Memangnya kalau dibiarin itu manusiawi? Kena penyakit itu manusiawi? Kebanjiran manusiawi? Menduduki tanah yang bukan haknya manusiawi? Ya enggaklah," ujar Djarot di Balai Kota, Selasa (23/12/2014) siang.
Penggusuran di bantaran Kali Apuran sebelumnya sudah disosialisasikan kepada warga sebanyak tiga kali dalam Desember ini. Warga juga dijanjikan akan mendapatkan unit rusun di Rusunawa Daan Mogot, Jakarta Barat, dan Rusun Marunda, Jakarta Utara.
Meski telah tiga kali diinformasikan, warga masih enggan untuk pindah. Pasalnya, rusun yang disiapkan bagi warga, terutama Rusun Daan Mogot, belum sepenuhnya siap huni. Dari delapan blok yang dibangun, baru blok B, C, dan D yang sudah bisa ditinggali. Adapun unit-unit rusun di tiga blok tersebut sudah ada yang ditempati oleh warga yang pernah tinggal di bantaran Kali Sekretaris, Grogol.
Pengacara publik dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta, Andika Febrian, yang sekaligus kuasa hukum warga menuturkan, belum sampai setengah dari jumlah seluruh warga di Kali Apuran yang mendapatkan kepastian soal unit rusun. Untuk mereka yang belum dapat kunci rusun, masih bingung akan pindah ke mana.
"Dari 1.500 kepala keluarga yang tinggal di Kali Apuran, baru 300 kepala keluarga yang sudah mendapatkan unit rusunnya," tutur Andika.
Andika menegaskan bahwa Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama harus bisa menunda penggusuran ini, sembari menunggu pembagian unit rusun bisa merata. Bila sudah ada kepastian untuk seluruh warga, ujar dia, barulah warga akan bersedia rumahnya digusur.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.