Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jakarta Utara Dominasi Kasus Pencurian Air

Kompas.com - 23/12/2014, 20:32 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Kasus pencurian air di Jakarta Utara semakin masif dari waktu ke waktu. Hingga akhir 2014, jumlah temuan ilegal mencapai 1.480 titik atau separuh dari jumlah temuan di seluruh Jakarta, yaitu 2.600 titik.

”Jumlah kebocoran air di seluruh Jakarta mencapai 40 persen per tahun dan wilayah Jakarta Utara menyumbang lebih dari separuhnya. Bahkan, jumlah sebenarnya jauh lebih banyak daripada titik tersebut. Oleh karena itu, harus ada sinergi antarpihak yang berwenang,” kata Presiden Direktur PT Aetra Air Jakarta Mohamad Selim dalam penandatanganan kerja sama dengan Kepolisian Resor Jakarta Utara, di Jakarta, Senin (22/12).

Hadir dalam acara itu Penjabat Wali Kota Jakarta Utara Tri Kurniadi, Direktur Utama PAM Jaya Sriwidayanto Kaderi, dan Kasat Reskrim Polres Jakarta Utara Komisaris Azhar Nugroho.

Menurut Selim, dengan jumlah petugas sekitar 20 orang, jumlah titik yang bisa ditemukan tidak mencapai 20 persen dari jumlah sebenarnya. ”Mungkin mencapai 10 kali lipat. Karena itu, kami akan menambah petugas dua kali lipat daripada sebelumnya,” tambahnya.

Data Aetra menunjukkan, dari 1.480 titik temuan, 69 persen di antaranya dilakukan pelanggan resmi. Sementara 31 persen lainnya dilakukan oleh oknum bukan pelanggan. Dari total temuan itu, sekitar 600.000 kubik air mampu diselamatkan.

Kendala terbesar, kata Selim, adalah banyaknya permukiman kumuh dan rendahnya pendapatan masyarakat. ”Dengan kerja sama kepolisian, kami berharap ada yang bisa ditindak dan membuat jera. Sebab, selama ini seperti susah ditangani,” kata Selim.

Kasat Reskrim Pores Jakarta Utara Azhar Nugroho menambahkan, pihaknya akan serius menangani hal ini. Ia berkomitmen memberantas pencurian air ke depan. ”Pencuri bisa dipidana dengan ancaman hukuman paling lama 5 tahun penjara,” ucapnya.

Penjabat Wali Kota Jakarta Utara Tri Kurniadi menambahkan, pihaknya berharap agar hal ini tidak hanya formalitas belaka, tetapi juga mampu berlanjut secara kontinu hingga pencurian air bisa ditangani.

Target 10 persen

Jumlah pencurian air di wilayah Strategic Bisnis Unit (SBU) Aetra Utara mencapai 46 persen. Pada 2015, Aetra menargetkan penurunan pencurian air sebesar 10 persen.

”Artinya, ada penurunan yang cukup besar. Tentunya hal tersebut memerlukan kerja keras dari semua pihak,” kata Dirut PAM Jaya Sriwidayanto Kaderi.

Menurut Sriwidayanto, hasil kerja selama ini belum memuaskan. Ia mengingatkan perlunya penambahan layanan. Penambahan pipa jaringan terus dilakukan untuk memberikan layanan terbaik kepada masyarakat. Rehabilitasi perpipaan dianggarkan sekitar Rp 30 miliar, terutama difokuskan di daerah yang rawan pencurian.

”Akan tetapi, penindakan pencurian air adalah yang utama. Sebab, dari target 10 persen itu, 7 persen mampu disumbang dari penyelamatan pencurian air,” kata Selim. (JAL)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com