Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Kembali Disindir untuk Pimpin Jakarta Tidak dengan Amarah

Kompas.com - 01/01/2015, 13:55 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sikap Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama yang kerap 'meninggi' alias temperamen kembali menjadi sorotan. Pria yang menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta itu dianggap masih memimpin Ibu Kota dengan amarah.

Seperti yang disampaikan Ketua Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA), Azaz Tigor Nainggolan. Di penutup tahun ini, ia mengajak Ahok untuk bekerja dengan rendah hati tidak dengan amarah.

"Ahok berhentilah asal nohok, berhentilah menyalahkan orang lain, agar anak buahmu bekerja baik tuk Jakarta. Bagaimana anak buah Anda, PNS Pemprov Jakarta bisa bekerja baik jika setiap saat di-bully atasan atau gubernurnya sendiri," kata Azaz, dalam keterangan tertulisnya, Kamis (1/1/2015). [Baca: Ini Pejabat-pejabat DKI yang Kena "Semprot" Ahok]

Selama dua tahun menjadi kepala daerah di Jakarta, lanjut Azaz, ia menilai Ahok terus menerus marah, mem-bully warga miskin dan juga PNS Pemprov Jakarta, anak buahnya sendiri. Kemudian dia beranggapan selama dua tahun ini Ahok sering kali mencurigai dan mengancam anak buahnya karena dianggap gagal, lambat dan suka korupsi.

"Berita liputan Ahok marah-marah atau memaki anak buahnya hanya salah satu dalam menutup tahun 2014. Saya setuju pesan singkat seorang teman yang katakan agar Ahok berhenti marah-marah, mengancam dan salahkan terus anak buahnya atau orang lain," ujar Azaz.

Ia mengatakan, jika anak buah Ahok memiliki kinerja buruk, seharusnya Ahok yang sebaiknya lakukan evaluasi, otokritik dan instrospeksi diri agar bisa memimpin dengan baik.

"Bertanya dan lakukan refleksi pada diri sendiri: apakah saya sudah menjadi pemimpin yang baik bagi anak buahku? Pertanyaan dan jawaban hasil refleksi tersebut sebaiknya menjadi resolusi Ahok dalam memimpin Jakarta mulai tahun 2015," ujar Azaz.

Ia melanjutkan, pemimpin yang baik bukanlah sosok yang terus menerus mengancam anak buahnya. Sebab, sebut Azaz, apa yang dilakukan atau kekurangan anak buah adalah citra pemimpinnya itu sendiri.

"Pemimpin yang baik adalah sosok yang bisa jadi panutan dalam bekerja dan melayani. Juga bisa membantu atau memfasilitasi agar anak buahnya bekerja baik sesuai tuntutan pelayanan bagi publik," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

Megapolitan
Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com