Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Bekasi, Dua Penumpang Angkot Jadi Korban Penodongan Anak Punk

Kompas.com - 01/01/2015, 14:19 WIB
Jessi Carina

Penulis

BEKASI, KOMPAS.com - Keberadaan anak punk yang bergerombol dan menodong para penumpang angkot kembali meresahkan warga. Seorang karyawan, Lia Devi (22), mengalami hal tersebut sewaktu ia akan pulang ke rumahnya, beberapa hari lalu. Ketika itu, dia sedang menumpang angkutan bernomor 07 jurusan Terminal Bekasi-Seroja, sekitar pukul 19.00 WIB. Di sana ada seorang penumpang lain, selain Leni.

"Tiba-tiba di lampu merah Kayu Ringin, ada dua anak punk masuk, biasa mereka langsung ngamen gitu," ungkap Lia kepada Kompas.com, Kamis (1/1/2014).

Satu anak punk itu langsung duduk di sebelah sopir, sementara satu anak punk lain masuk ke bagian belakang angkutan dan mengamen. Tidak lama, seorang ibu di sebelah Lia mengeluarkan handphone.

Kata Lia, ibu itu tampak seperti ingin membalas pesan singkat yang masuk ke handphone-nya. Ternyata, gerak-gerik ibu itu diperhatikan oleh si anak punk. "Wiih handphone-nya," ujar Lia menirukan ucapan anak punk yang ada di angkutan umum waktu itu.

Ketika itu, Lia sudah mulai merasa takut. Pasalnya, suara si anak punk meninggi dan terkesan mengintimidasi. Namun, Lia mencoba tetap tenang. Tidak lama kemudian, ketika angkot sedang berhenti, anak punk itu pindah menjadi duduk di sebelah Lia.

Satu anak punk yang semula duduk di sebelah sopir pun pindah ke belakang dan duduk di sebelah ibu yang mengeluarkan handphone tadi. Lia mengatakan, dia langsung ditodong dengan menggunakan senjata tajam pada bagian pinggangnya. Anak punk tersebut memaksa Lia menyerahkan uang yang dia miliki saat itu.

"Aku cuma bawa cash Rp 200.000. Aku kasih semua karena serem dia udah todong-todong pisau," ujar Lia.

Menurut Lia, ibu yang duduk di sebelahnya juga mengalami nasib yang sama. Si ibu kemudian menangis. Namun, dia tidak tahu pasti jumlah kerugian yang dialami si ibu.

Tidak lama setelah itu, Lia turun karena takut mengalami kejadian serupa. Kemudian, dia melanjutkan perjalanan pulang dengan menggunakan ojek. Lia menduga, saat satu anak punk duduk di sebelah sopir, dia sedang mengancam sopir agar tidak mengganggu aksi mereka. Hal ini ditandai dengan permintaan maaf sopir kepada penumpang setelah anak punk perampok itu turun.

"Dia minta maaf ke kita soalnya dia takut juga. Diancam juga," ujar Lia. "Sekarang aku jadi takut naik angkot apalagi kalau ketemu sama anak punk," tambah Lia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Megapolitan
Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Megapolitan
Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com