"Padahal di dalam ada miras oplosan," ujar Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto di Mapolda Metro Jaya, Senin (5/1/2015). Rikwanto mengatakan hal itu untuk mengelabui polisi yang merazia minuman keras oplosan.
Dia mengimbau masyarakat yang memiliki informasi warung penjual miras oplosan untuk melapor kepada polisi. Rikwanto melihat, kesalahan peredaran minuman keras oplosan ini tidak hanya terletak pada penjual saja. Akan tetapi juga pada konsumennya. [Baca: Lagi, Tukang Ojek di Bekasi Tewas akibat Miras Oplosan]
Peminum miras, kata Rikwanto, sering mencampur miras oplosan yang mereka beli dengan beragam bahan. Seperti lotion anti nyamuk, spirtus, dan juga ujung korek api. Hal ini dilakukan agar minuman keras itu cepat bereaksi.
Apabila tidak dicampur, mereka harus membeli miras lebih banyak. Sedangkan, mereka tidak memiliki dana yang banyak untuk membeli banyak minuman keras. "Oleh peminum kadang minuman yang sudah oplosan, dioplos lagi. Mereka maunya murah tapi cepat naik," ujar Rikwanto.
Akhir-akhir ini, miras oplosan memang sedang banyak memakan korban. Satu tukang ojek, Sulistio Adi Wibowo, warga Kelurahan Aren Jaya, Bekasi, meninggal dunia diduga karena menenggak minuman keras oplosan, Senin (5/1/2015).
Kematian Sulistio menyusul tiga temannya yang lebih dulu meninggal pada Jumat, (2/1/2015). Penyebab kematian Sulistio diduga sama dengan kematian tiga orang temannya. Mereka adalah Yanto (34) dan Ki Bagus Suntara (32) yang bekerja sebagai tukang ojek dan Hermansyah(39) yang bekerja sebagai sopir truk sampah. [Baca: Tukang Ojek dan Sopir Truk Sampah Tewas Setelah Minum Miras Oplosan di Bekasi]
Sulistyo dan tiga orang temannya menenggak minuman keras oplosan pada Kamis (1/1/2015) di pos ojek yang menjadi pangkalan mereka. Mereka berempat meminum Brandy yang dicampur dengan minuman cola rasa lemon. Mereka berempat menikmati miras oplosan tersebut malam hari selepas bekerja.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.