Pantauan Kompas.com, Bambang tiba didampingi Camat Kramatjati Eka, Lurah Kelurahan Tengah Tarmidzi, dan Manajer Pasar Induk Kramatjati M Salam. Rombongan lantas bergegas ke tempat pembuangan sampah yang berada di belakang pasar induk.
Di lokasi, rombongan disambut bau busuk sampah, lumpur sampah, dan gunungan sampah yang menggunung. Puluhan pekerja kebersihan nampak tengah bekerja membersihkan sampah. Sebuah alat berat terlihat hilir mudik mengangkat sampah untuk digiring ke TPS.
Sampah memang nampak menumpuk, di sudut-sudut jalan, persis di belakang lapak-lapak pedagang pasar. Bau dan keberadaannya terasa amat mengganggu.
Bahkan, kendaraan yang melintas di depan TPS, khususnya sepeda motor mesti berhati-hati karena ada lumpur limbah sampah. Mulai dari sayur mayur dan buah-buahan yang sudah busuk, serta sampah lainnya, berserak di sudut-sudut dan jalan.
Selasa sore, para pekerja kebersihan dan alat berat nampak memindahkan sampah yang menumpuk itu. Wali Kota Jaktim Bambang SW memantaunya dari tepi jalan. Ia berbincang dengan Manajer Pasar Induk Kramatjati M Salam. Menurut Bambang, sampah menggunung ini sudah mulai diatasi.
"Saya hari ini bersama camat dan lurah melihat kira-kira permasalahan apa yang belum teratasi di sini," ujar Bambang, di lokasi, Selasa sore.
Bambang mengaku sudah mendengar mengenai persoalan sampah di Pasar Induk Kramatjati dari anak buahnya dan juga pemberitaan media. Namun, ia ingin melihat langsung persoalan sampah menggunung itu. [Baca: Di Pasar Induk Kramatjati, Gunungan Sampah Lebih Tinggi dari Truk Pengangkut Sampah]
"Saya awalnya tidak begitu percaya laporan dari anak buah. Akhirnya saya ke sini langsung dan ternyata memang sudah teratasikan," ujar Bambang, di samping alat berat yang hilir mudik mengangkat sampah.
Sebelumnya, pedagang di Pasar Induk Kramatjati mengeluh karena sampah yang menggunung. Para pedagang, terutama yang berjualan dekat tempat pembuangan sampah itu, khawatir tidak ada pembeli karena terganggu bau sampah. Mereka juga mengeluhkan keterlambatan pengangkutan sampah oleh pengelola pasar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.