"Enggak, (isu) itu salah. Orang (Indonesia) di Jepang langsung BBM (BlackBerry Messenger) saya dan bilang, 'Gila, Anda Gubernur di kota megapolitan kok bisa-bisanya melarang lagu asing di hotel?'," kata Basuki di Balai Kota, Kamis (15/1/2015).
Pria yang akrab disapa Ahok itu mengaku tidak mengetahui duduk permasalahannya ketika mendapat informasi tersebut.
Ia kemudian langsung bertanya kepada Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta Purba Hutapea yang mengeluarkan pernyataannya di sebuah media online. Purba pun mengatakan kepada Basuki bahwa pewarta media tersebut salah mengutip pernyataannya.
"Dia (Purba) bilang itu hotel diimbau untuk putar lagu-lagu daerah kayak 'Bengawan Solo' atau lagu khas Belitung. Bukan dilarang, tapi wartawannya salah kutip. Aku sudah tanya langsung sama Pak Purba. Dia (Purba) takut kali gue stafin gara-gara ini. Ha-ha-ha," kata Ahok.
Sebelumnya, Kadisparbud DKI Purba Hutapea menjelaskan bakal melarang pemutaran lagu asing di hotel di Jakarta. Hal ini bertujuan untuk mempertahankan dan mempromosikan budaya lokal kepada para turis. [Baca: Sebentar Lagi, Pengelola Hotel Dilarang Perdengarkan Lagu Asing]
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mencanangkan program baru. Dalam waktu dekat, lanjut dia, seluruh hotel di Jakarta wajib mengadopsi budaya lokal.
"Tahun 2015, kami akan buat program wajib untuk hotel menampilkan budaya lokal dan melarang hotel memperdengarkan lagu asing. Pengelola harus menggelar pertunjukan budaya lokal, misalnya kecapi suling di lobi hotel," ujar Purba, Sabtu (10/1/2015).
Dia menyarankan pihak hotel untuk memainkan lagu-lagu nasional dan daerah ketimbang memasang lagu asing.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.