Ketiga pejabat tersebut justru mendesak agar normalisasi Sungai Cisadane dan perbaikan Pintu Air 10 diprioritaskan. Kondisi pintu air tersebut memang sangat memprihatinkan, hanya dua dari 10 pintu air yang masih berfungsi. Itu pun tidak maksimal.
Pintu Air atau Bendungan 10 juga dikenal dengan sebutan Bendungan Pasar Baru Irigasi Cisadane karena letaknya di wilayah Pasar Baru, Kota Tangerang. Masyarakat sekitar juga menyebut bendungan itu dengan nama Bendungan Sangego.
Disebut Pintu Air 10 karena bendungan ini memiliki sepuluh pintu air dengan 11 tiang penopang. Konstruksi bangunan terbuat dari beton bertulang.
Pada sisi utara dan selatan bangunan terdapat rel lori yang berfungsi membawa pintu air pengganti jika ada pintu air yang rusak.
Masing-masing pintu air di bendungan ini memiliki lebar 10 meter. Semua pintu airnya digerakkan mesin Hemaaf buatan Belanda. Mesin berkekuatan 6.000 watt itu berusia sama dengan bangunan, yakni 87 tahun. Hingga kini mesin itu masih digunakan untuk mengoperasikan pintu yang masih berfungsi.
Bendungan ini memiliki panjang sekitar 125 meter dan membentang di atas Sungai Cisadane, salah satu sungai utama yang mengalir dari Provinsi Jawa Barat (Gunung Salak, Pangrango, Bogor) hingga hilir di Provinsi Banten, yakni di kawasan Tanjung Burung, Kabupaten Tangerang.
Kawasan di sekitar bendungan peninggalan Pemerintah Kolonial Belanda ini memang kawasan bersejarah. Tak jauh dari bendungan ini, dalam radius 4,5 kilometer, terdapat berbagai bangunan bersejarah lain, seperti Masjid 1.000 Pintu, Kelenteng Boen San Bio, Masjid Raya Al A’zhom, dan Kelenteng Boen Tek Bio.
Dalam bukunya, Ziarah Budaya Kota Tangerang Menuju Masyarakat Berperadaban Akhlakul Karimah, mantan Wali Kota Tangerang Wahidin Halim menulis, pintu air ini dibangun Pemerintah Kolonial Belanda selama enam tahun, yakni pada 1925-1931. Pembangunan waktu itu mendatangkan para pekerja dari Cirebon, Jawa Barat.
Awalnya, pintu air ini berfungsi sebagai pengatur air untuk aliran irigasi dari Sungai Cisadane. Tujuannya, menjadikan Tangerang sebagai kawasan pertanian yang subur.
Selain memiliki nilai sejarah dan kaya akan fungsi, bangunan Pintu Air 10 ini memiliki pesona yang bisa dikembangkan sebagai potensi wisata. Selain memiliki nilai arsitektur tinggi, dari lantai atas bendungan ini kita juga bisa melihat indahnya pemandangan alam dan berbagai aktivitas penduduk di sekitarnya.
Tentu saja dibutuhkan izin khusus dari penjaga bendungan untuk bisa ke lantai dua ini. Semua itu sebenarnya bisa dikembangkan menjadi potensi wisata Tangerang.
Fungsi bertambah
Seiring dengan berkembangnya wilayah Tangerang menjadi Kabupaten dan Kota Tangerang, bendungan tersebut difungsikan juga untuk mengatur dan menjaga ketinggian air Sungai Cisadane saat datang hujan dan kemarau.
Ketika musim hujan, pintu air ini berfungsi mengatur debit air yang keluar menuju hilir, saluran air untuk irigasi ke wilayah utara, dan Sungai Mookevart di Jakarta Barat.