Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Tumbang Mendadak, Pohon di Bogor akan Diberi "KTP"

Kompas.com - 26/01/2015, 07:02 WIB
BOGOR, KOMPAS.com- Pemerintah Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat, menyiapkan basis data pohon yang ada di kota tersebut dengan menggandeng para ahli. Langkah ini dilakukan sebagai salah satu upaya pencegahan terjadinya pohon tumbang.

"Kita menggandeng ahli dari Kebun Raya Bogor-LIPI dan IPB untuk melakukan pendataan pohon-pohon yang ada di seluruh Kota Bogor," kata Wali Kota Bogor, Bima Arya di Bogor, Minggu (25/1/2015).

Bima Arya mengatakan, Pemerintah Kota Bogor akan membuat basis data seperti yang dimiliki Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor-LIPI. Data tersebut seperti nama dan jenis pohon, mulai dari klasifikasi, umur penanaman, kondisi serta sifat dari pohon tersebut.

"Seperti KTP, setiap pohon akan diberi kartu tanda pohon," kata Bima.

Menurut dia, basis data pohon dilakukan untuk semua pohon yang di Kota Bogor. Selain didata juga akan diperiksa kondisi kesehatannya menggunakan alat Sonic Tomografi yang dimiliki Fakultas Kehutanan IPB.

"Sudah ada MoU dengan LIPI dan IPB untuk melakukan verifikasi dan pendataan pohon-pohon di Kota Bogor," katanya.

Ia mengatakan, pihaknya sudah menginstruksikan Dinas Kebersihan dan Pertamanan untuk melakukan pendataan tersebut dengan memprioritaskan di kawasan yang terdapat banyak pohon. Titik-titik prioritas tersebut yakni Jalan Padjajaran, Jalan Semeru, Jalan Ahmad Yani, Jalan Juanda, Jalan Dadali, dan Jalan Pemuda.

"Pendataan ini segera kita lakukan, dengan demikian memudahkan kita mengawasi dan merawat pohon-pohon yang ada di Kota Bogor," katanya.

Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bogor Irwan Riyanto mengatakan dari hasil identifikasi yang dilakukan terdapat 212 pohon rawan tumbang dari sekitar 14.275 pohon yang ada di Kota Bogor.

Ia mengatakan selama dua bulan terakhir DKP mengintensifkan pemangkasan dan penebangan terhadap pohon-pohon rawan tumbang. "Kendala kita keterbatasan personel jadi tidak bisa cepat memangkas, satu pohon saja memerlukan waktu lebih dari lima jam," kata Irwan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Megapolitan
Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Megapolitan
Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com